3 dari 3 halaman

Saling menghormati antara guru murid, kiai-santri sebagaimana divisualisasikan Kiai Khozin dan Kiai Hasyim tersebut adalah sebuah uswah Hasanah. Keduanya saling menghargai dan menghormati dan mengedepankan keharmonisan dan kesopanan, meski keduanya adalah ulama besar yang menorehkan tinta emas dalam sejarah Indonesia.

Yang demikian itulah sebuah keteladan, uswah khasanah yang harus dicontoh dan diteladani oleh generasi NU selanjutnya. Ketinggian akhlaq para pendahulu di NU, barangkali itu menjadi pembeda bagi pemimpin kelompok-kelompok Islam yang lain. Tanpa bermaksud memandang rendah kelompok yang lain, bahwa keteladanan dan hal akhlak yang dicontohkan oleh kedua Kiai tersebut, patut untuk diteladani.

Kemudian Kiai Hasyim menjawab : “Kalau Tuan sudah menganggap guru pada kami, maka Tuan harus tunduk kepada perintah kami,”. Maka disebutkanlah beberapa syarat ; KH. Khozin harus mau menempati rumah yang disediakan, tidak boleh mencuci pakaian sendiri, dan seluruh kebutuhan dilayani. Termasuk makan minum.

Kiai santri ini benar-benar saling menghargai dan saling merendahkan diri. Bahkan, dalam kesempatan ketika keduanya sama-sama keluar dari masjid, maka mereka berebut untuk keluar lebih dahulu agar bisa menyiapkan sandal.

Wallahu a’lam. Semoga cerita ini bermanfaat dan kita mendapatkan barokah dari kedua Kiai tersebut.

Penulis adalah Pemimpin Redaksi JATIM ONLINE.