Teruji Di Lapangan, 3 Bulan Beroperasi, Bisnis Waralaba KQ5 Steak Diburu Investor
Sidoarjo | JATIMONLINE.NET,- Gemuruh pengunjung KQ5 Steak di Jl Sedati Agung 75, Betro, Sedati, Sidoarjo, hampir memadati area Resto yang membawa tagline Harga Kaki Lima Rasa Buntang Lima itu.
Wajah – wajah berseri itu menghiasi para pengunjung yang bersemangat, ditengah terik matahari yang panas siang itu. “Senyum kemenangan” itu nampak hadir menghiasi para tamu undangan, karyawan, kolega dan investor KQ5 Steak & Bowl yang siang itu melakukan Grand Opening, sebagai cabang yang ke 6.
Iringan musik yang bergenre dangdut koplo menambah semaraknya suasana “tasyakuran sukses usaha” yang kini memasuki usianya yang ke 3 bulan. Ya, bisnis berjenis waralaba yang diinisiasi H. Mohammad Ali, akrab disapa Gus Ali itu, kini banyak digandrungi para investor atau pendana untuk mengembangkan usaha ditengah gerusan pandemi covid – 19 ini.
Perihal bahwa bisnis kuliner waralaba KQ5 Steak banyak diminati para investor ini bukanlah tanpa alasan. Hingga 3 bulan digelar, KQ5 Steak sudah mampu mendirikan 6 cabang yang tersebar di hampir seluruh wilayah Jawa Timur.
Sebelum investor bergabung dalam bisnis waralaba KQ5 Steak ini, para investor melakukan survey terlebih dahulu keberadaan usaha KQ5 Steak. Apakah tergolong usaha yang menjanjikan apa tidak. Hal itu diungkapkan oleh Afrizal AL, S.Sos, pengusaha kontraktor listrik yang juga menjadi salah satu investor KQ5 Steak di Jl Sedati Agung 75 ini.
“Sebelum saya menetapkan untuk bergabung dengan KQ5 Steak, saya melakukan survey dulu. Waktu itu saya melihat perkembangan usaha KQ5 Steak di jalan Kartini Sidoarjo. Saya melihat kok usaha itu ramai setiap hari, meski ditengah pandemi, dimana banyak jenis usaha yang libur bahkan gulung tikar. Melihat kenyataan itu, saya tertarik untuk bergabung dengan bisnis waralaba KQ5 Steak ini,” terang Afrizal bangga.
Afrizal menambahkan, sebelum dirinya melakukan survey usaha, ia pernah ketemu Gus Ali waktu pilkada Sidoarjo kapan hari. “Dari situ saya kenal Gus Ali. Waktu itu Gus Ali presentasi soal bisnis kuliner waralaba KQ5 Steak. Paparannya masuk akal. Terus saya lanjutkan dengan melakukan survey usaha. Dan Alhamdulillah, KQ5 Steak yang ada di Jl Sedati Agung ini pendapatannya paling banyak diantara 5 cabang KQ5 Steak yang lebih dulu berdiri,” terang Afrizal bangga.
Afrizal menyebut, bahwa steak adalah jenis makanan yang high class atau kelas menengah keatas. “Oleh Gus Ali, steak yang biasanya dinikmati oleh kalangan kelas menengah keatas, dirubah menjadi makanan yang bisa dijangkau semua kalangan, dengan tidak harus menurunkan kualitas. Steak itu sendiri. Itu ide cerdasnya Gus Ali. Strategi bisnis itu sangat menarik,” ulas Afrizal.
“Kalau kita mau menikmati steak, kita geser ke Surabaya, disamping lokasinya jauh, harganya juga jauh sekali dengan di KQ5 Steak. Meski harganya jauh dengan harga steak – steak di Surabaya, steak yang ada di KQ5 Steak ini rasanya tidak kalah enaknya,” terang Afrizal menambahkan.
KH. Abdul Malik Said, salah satu investor KQ5 Steak di Merr Surabaya menambahkan, bahwa bisnis waralaba KQ5 Steak ini sedang diburu para infestor. Kiai Malik, demikian kiai yang juga sahabat Gus Ali ini menegaskan, nama KQ5 Steak itu bisa mengubah citra steak yang asalnya hanya bisa dinikmati di resto – resto mewah dengan harga yang mahal, kini bisa dinikmati dengan harga sekelas kaki lima.
Karena itu, lanjut Kiai Malik, KQ5 Steak hari ini menjadi usaha yang lagi ramai diburu investor. Para investor bisa menangkap bahwa peluang usaha kuliner KQ5 Steak ini sangat menarik untuk diseriusi.
Hingga 3 bulan ini, KQ5 Steak sudah bisa mendirikan 6 cabang, dan berjalan dengan lancar. Dari 6 cabang yang ada itu, ada 6 cabang lagi yang sudah siap untuk didirikan yaitu di Kepanjen Malang, Sengkaling Malang, Ponorogo, Jombang, Pare dan Kediri.
Kiai Malik menyebut bahwa bisnis KQ5 Steak ini sudah go publik. dalam waktu dekat ini, investor yang akan berinvestasi ke KQ5 Steak akan bertambah lagi, tidak hanya wilayah Jawa Timur. “Kemarin waktu pertemuan Nahdlatuttujjar di Hotel Radho dipresentasikan ke kiai – kiai. Dan alhamdulillah banyak kiai yang tertarik dengan bisnis waralaba KQ5 Steak. Yang kemudian mulai penjajagan ingin investasi yaitu daerah Jogja, Cirebon dan Bogor,” ujar Kiai Malik bangga.
Sementara itu, Sofi Riandini, salah satu investor KQ5 Steak di Jl Kartini Sidoarjo, mengungkapkan kegembiraannya atas ramainya usaha KQ5 Steak diberbagai cabang, termasuk di Jl Kartini, dimana ia sebagai pemilik lahan usaha KQ5 Steak tersebut.
Dengan ramainya usaha KQ5 Steak tersebut, menurutnya itu akan menjadi warna tersendiri bagi masyarakat dilingkungan usaha tersebut. Disamping itu, ramainya usaha KQ5 Steak itu juga akan mengurangi jumlah pengangguran. “Ekonomi juga akan berputar kalau usaha berjama’ah ini akan ramai. Investor juga senang karena roda ekonominya berputar. Masyarakat juga merasa senang karena ekonomi disekitarnya juga akan tumbuh,” ujar wanita yang juga pengusaha kuliner ini.
Sofi Riandini menuturkan, selama musim pandemi ini usaha kuliner yang dirintisnya lama, terpaksa harus tutup. “Setelah ketemu Gus Ali ini, saya diajak kerja sama bisnis KQ5 Steak. Karena menu makanan yang ditawarkan menarik, yaitu steak dengan harga terjangkau, maka saya merasa tertarik. Dan alhamdulillah usaha itu berjalan, lancar dan ramai. Saya adalah orang pertama yang melakukan kerja sama dengan Gus Ali, yaitu KQ5 Steak yang di Jl Kartini Sidoarjo. Nah saya ini pemilik tempat KQ5 Steak di Jl Kartini itu,” ceritanya mengenang.
Bagi Bu Sofi, demikian ia akrab disapa, usaha dengan sistem crowd funding atau usaha berjama’ah ini, adalah bagian solusi yang menarik usaha ditengah pandemi.
“Seperti kita tahu, kondisi ekonomi saat ini kan seperti ini ya. Kalau usaha itu dimodali sendiri, saat ini rasanya sangat berat. Takutnya nanti kalau ada apa – apa (sepi) terkait kondisi ekonomi yang lagi lesu, maka dampaknya akan terasa berat bagi pengusaha. Nah dengan usaha sistem berjama’ah ini akan terasa ringan. Karena itu saya punya keberanian untuk bergabung dalam usaha KQ5 Steak ini,” ujar Bu Sofi mantab. (mnr).
Tinggalkan Balasan