Oleh Alumni 92 SMP 1 Pandaan, Pasuruan saat bagikan sembako di Desa Wonosunyo, Gempol, Pasuruan

Pasuruan | JATIMONLINE.NET,- Iring iringan mobil itu melaju menyusuri jalan menanjak dan berliku, menuju pelosok desa – desa di Kabupaten Pasuruan. Iring – iringan mobil itu adalah rombongan alumni 92 SMPN 1 Pandaan, Pasuruan yang menjalankan program rutin tahunan, Reuni dan Bakti Sosial dengan memberikan bantuan sembako dan uang lauk kepada warga masyarakat Pasuruan yang masuk kategori kurang mampu.

Kegiatan rutinan tiap tahun menjelang romadhon, reuni SMPN 1 Pandaan Alumi 92, dengan berbagi ini adalah ide yang mulia. Mohammad Yantonius, koordinator Alumni 92 SMPN 1 Pandaan ini menuturkan, bahwa ide reuni dengan bakti sosial membagikan sembako pada warga yang kurang mampu ini sudah berlangsung sejak 9 tahun silam. Ia menamakan program bakti sosial tersebut “Jelajah Sosial, Jelajah Kemanusian”.

Mas Iyan’t, panggilan akrab Mohammad Yantonius ini menceritakan, awal mulanya program “Jelajah Sosial Jelajah Kemanusiaan” itu dimulai dari rutinan tiap tahun kumpul – kumpul reuni alumni 92 SMPN 1 Pandaan.

“Karena saya bekerja menjadi pendamping pada program pengentasan kemiskinan, maka ide reuni sekaligus berbagi dengan melakukan bakti sosial itu coba saya gulirkan ke teman – teman alumni. Dan alhamdulillah mau. Pada tahun pertama itu, dengan modal urunan semampunya, saat itu terkumpul uang Rp 12 juta,” Ujar Yanto mengenang.

Pembagian sembako oleh Alumni 92 SMP 1 Pandaan di Desa Gajah Rejo Purwodadi

Soal nominal, kata Yanto, kita tidak mentarget berapa. Ada yang berikan Rp 100 ribu, bahkan ada yang Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. “Pernah sempat turkumpul uang Rp 60 juta untuk kegiatan baksos pembagian sembako ini. Sedangkan tahun 2021 ini terkumpul uang Rp 35 juta lebih sekian,” ujar Yanto.

Seperti yang diunggah di Channel Youtub Mas Yant, kegiatan bakti sosial berbagi sembako dan uang lauk pauk itu dilaksanakan dengan riang gembira. Seperti yang terlukiskan dalam Vidio di kanal YouTube Mas Yant itu, Membangun kebersamaan dengan memupuk jiwa sosial dengan berbagi pada warga masyarakat yang kurang mampu ini sudah bisa “dinikmati” oleh alumni 92 SMPN 1 Pandaan. Kegembiraan berbagi nampak dari wajah – wajah mereka yang melakukan aktifitas berbagi itu dengan raut muka yang riang gembira.

Di Desa Gajah Rejo Purwodadi

Yanto menambahkan, nominal pembagian sembako persatu paket nilainya Rp 250 ribu. Rp 150 ribu berupa sembako, sedangkan Rp 100 ribunya berupa uang untuk beli lauk – pauk. Pemberian paket sembako kepada warga yang kurang mampu tersebut diharapkan saat menjalankan puasa ramadhan, warga yang kurang mampu itu tidak merasa kebingungan karena kebutuhan makan untuk puasa sudah tercukupi, meski tidak terlalu mewah, ketika uang Rp 100 ribu tersebut dibelanjakan untuk kebutuhan lauk pauk.

Soal kriteria penerima bantuan sembako itu, kata Yanto, awalnya adalah warga miskin yang rumahnya berdekatan dengan lokasi sekolah SMPN 1 Pandaan. Namun dalam perjalanan, berdasarkan hasil rapat, lokasi atau daerah yang bisa menerima bantuan sembako itu bertambah, hampir menjangkau seluruh kecamatan di Pasuruan. Soal wilayah pembagian, 1 Kecamatan ada 1 atau 2 Desa. Adapun satu desa ada 10 sampai 12 warga miskin yang mendapat sembako.

Khusus Rembang Kejayan, Pasrepan, Grati Lumbang, Prigen juga ada dan Purwodadi, adalah kecamatan yang menjadi prioritas karena di Kecamatan tersebut banyak kantong – kantong kemiskinan. “Adapun kriterianya adalah warga miskin seng uripe Ijen atau berdua tapi lansia yang tidak punya keluarga”, tegas Yanto.

Abdur Rosyid, salah satu alumni 92 SMP 1 Pandaan. Ia adalah juragan manisan dan bebek

Inti dari semua kegiatan itu, lanjut Yanto, adalah keakraban. Bersatu padu dalam kebersamaan. Dari program berbagi itu, kebersamaan menjadi terbangun, sekat – sekat sosial karena strata sosial yang berbeda, pada saat kegiatan tersebut menjadi pupus.

“Ketika berkumpul nimbang beras dan mempersiapkan kebutuhan yang lainnya, semua teman alumni berkumpul. Semuanya bekerja secara sosial, nimbang beras dan sebagainya, tidak ada sekat. Semua sama. Entah itu juragan apa, entah direktur apa, ada yang jadi dewan seperti Mas Andri Wahyudi, juga seperti saya yang biasa saja begini, semua berkumpul nimbang beras dan sebagainya, tanpa sekat. Asyik,” tandas Yanto. (mnr).