Quote of Aba Masykur
“Cak, sejak kapan NU mengajarkan intoleransi, merasa paling benar, dan ta’ashub,” tulis seorang warga NU melalui medsos, mereaksi ceramah seorang petinggi PWNU Jawa Timur bahwa orang yang tidak memilih Jokowi dalam pilpres 2019 sebagai orang goblok.
Sebelum komentar itu penulis balas, ia berkomentar lagi, “Imam Syafi’i adalah mufti besar, imam mazhab, tetapi tidak merasa paling benar dan sangat toleran.”
Di bawah tulisan tersebut dia menuliskan quote (kutipan) kalimat Imam Syafii yang sangat terkenal, “Pendapatku benar tapi memiliki kemungkinan salah, pendapat orang lain salah tapi memiliki kemungkinan benar.”
Pada lain hari, seorang kader NU yang berkarir melalui salah satu parpol mengirimkan video pidato pejabat tersebut bahwa orang NU yang mendukung PKS dan PAN kehilangan baiat. Yang membuat penulis tersenyum kecut, pada bagian bawah video tersebut dia menuliskan quotenya almarhum Supali, pelawak ludruk Karya Budaya Mojokerto, “Kok sik ana umat sing kaya ngene. Orang jadi anggota NU tidak dibaiat, Cak.”
Yang sangat menarik, meskipun diucapkan pada era 1990-an, ucapan Cak Basman baru menjadi amat popular pada 2020, “Angel temen tuturanmu.” Quote ini amat sangat terkenal, muncul pada saat yang tepat, ketika bangsa Indonesia semakin egosentris.
Sejak akhir 1990-an, ketika bangsa Indonesia menghadapi krisis multidimensi pada masa transisi dari pemerintahan daripada Soeharto, Gus Dur menanamkan optimisme melalui kalimat yang hingga saat ini masih terkenal, “Gitu aja kok repot!.”
Kelompok berseberangan dengan Gus Dur menganggap Gus Dur meremehkan persoalan bangsa. Namun, meski setiap kali Gus Dur mengucapkan kalimat itu selalu disambut dengan gelak tawa, warga NU memahami kalimat tersebut bukan joke, karena merupakan terjemah Gus Dur terhadap hadis: yassiruu walaa tuassiru (mudahkan, jangan dipersulit). Kalimat itu juga sebagai antitesis terhadap kebiasaan birokrat orde baru yang mempersulit segala urusan.
Pada sekitar awal tahun 2000, mantan Bendahara PCNU Sidoarjo KH Masykur Rois (Aba Masykur) mengeluarkan joke yang kemudian menjadi quote, “Orang mencuri di NU paling enak, tidak akan diusut, alasannya menjaga marwah NU.”
Kalimatnya sederhana, tetapi amat sangat satire dan sarkastis. Aba Masykur mengucapkan kalimat tersebut dengan guyonan, tetapi bukti kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan. Dalam kasus kardus durian, PBNU terang-terangan menyelamatkan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar dengan meminta bantuan Mahfud MD sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), disampaikan Mahfud MD dalam acara dialog disiarkan televisi swasta.
“Ada menteri kasus durian dan saya di Mekkah. (Ketua Umum PBNU) Aqil Siradj telepon, Pak Mahfud tolong kader ini diselamatkan. Kalau kena, NU bisa rusak,” kata Mahfud.
PBNU pernah menyampaikan berbagai keputusan dan fatwa tentang kasus korupsi. Permintaan Ketua Umum PBNU terhadap Mahfud MD menjadi qaul jadid yang memansuh qaul-qaul qadim. Mungkin sekali lagi mungkin dia menyadari dalam NU terlalu banyak kader calak. Akan tetapi, hingga saat ini tidak pernah terjadi kasus penyalahgunaan keuangan oleh kader NU diselesaikan melalui jalur hukum.
Semua orang paham bahwa NU organisasi bersih, tetapi manusianya banyak yang tidak bersih. Penulis sering mendengarkan joke, bahwa sekarang yang dikorupsi oknum pengurus lembaga-lembaga NU bukan uangnya, melainkan masjid atau madrasahnya.
Lalu, marwah macam mana yang masih harus dijaga, Pak Haji?!
Tinggalkan Balasan