Jakarta | JATIMONLINE.NET,- Rusia telah memberikan tanggapan atas pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin politik gerakan Hamas dari Palestina. Pemerintah Presiden Vladimir Putin menyatakan kecaman keras atas insiden ini, menyebutnya sebagai tindakan politik yang tidak dapat diterima.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, menegaskan bahwa pembunuhan ini hanya akan meningkatkan ketegangan lebih lanjut di kawasan tersebut. Pernyataan ini dikutip dari kantor berita RIA Novosti, Rabu (31/7/2024).

Senada dengan Bogdanov, Wakil Presiden Majelis Tinggi Dewan Federasi Rusia, Konstantin Kosachev, juga mengungkapkan kekhawatirannya. Ia memperkirakan akan terjadi eskalasi kebencian di Timur Tengah sebagai dampak dari insiden ini.

“Periode konfrontasi yang paling sulit sedang dimulai di kawasan ini,” tulis Kosachev dalam unggahan di Telegram, menekankan betapa seriusnya situasi ini.

Rusia sendiri memiliki hubungan yang cukup baik dengan Hamas. Pada Februari lalu, Moskow menjadi tuan rumah pertemuan antara Hamas dan Fatah untuk membahas pembentukan pemerintah Palestina yang bersatu di tengah konflik dengan Israel.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dalam kesempatan tersebut menyatakan bahwa Moskow ingin Palestina bersatu agar dapat bernegosiasi dengan Israel. Dukungan pro-Palestina ini juga menjadi bagian dari kebijakan Putin.

Setelah kematian Ismail Haniyeh, seruan untuk melakukan pemogokan umum oleh warga Palestina muncul, seperti dilaporkan oleh TV Al-Aqsa. Seorang pejabat Hamas menyatakan bahwa kelompok ini siap membayar harga atas perang mereka, termasuk kematian Haniyeh, dan berjanji akan ada balasan serius terhadap pembunuhan ini. (nal/red).