Taufiqulbar dan KH. Husein Ilyas, Mojokerto

Sidoarjo,- Perihal H. M. Taufiqulbar, S.Si, M.Si adalah bagian dari keluarga besar NU Sidoarjo, bukanlah isapan jempol semata. Meski beberapa kader NU Sidoarjo tidak cukup mengenal Cak Taufiq, panggilan karib Taufiqulbar sebagai kader NU di Sidoarjo, namun Cak Taufiq punya jaringan kekerabatan dengan Kiai Kiai NU Sidoarjo, juga masih ada hubungan silsilah dengan KH. Husen Ilyas, Mojokerto, Kiai Karismatik yang disegani , tidak hanya di Jawa Timur, tetapi juga di Indonesia.

Kepada media ini, Cak Taufiq bercerita kalau masa kecilnya pernah bersekolah di MINU Darul Hikmah Banjar Kemuning , Sedati, Sidoarjo. Disamping itu, Mbahnya Cak Taufik juga pernah menjadi Rois Syuriyah MWC NU Sedati.

Maka tidak heran kalau kapan hari Cak Taufiq harus silaturrahmi ke pengurus PCNU Sidoarjo untuk meminta doa restu atas pencalonan maju pilkada Sidoarjo. Soal penulisan berita di media dengan judul ” PCNU Sidoarjo mendukung dirinya”, ia menegaskan kalau kapasitasnya datang ke PCNU bukan soal dukung mendukung, tetapi meminta doa restu.

“NU itu ormas mas, jadi memang saya datang ke PCNU bukan pada kapasitas dukung mendukung, tetapi meminta doa restu. Doa restu kepada kiai kiai itu penting bagi saya, sebagai warga dan kader NU,” terang Cak Taufiq.

Soal agenda silaturrahni, Cak Taufiq mengaskan kalau dirinya sudah turun ke Kiai Kiai NU kultural. “Sudah banyak Kiai Kiai pesantren yang sudah saya silaturrahmi. Nah untuk yang kemarin itu, saya baru bisa silaturrahmi ke Kiai Struktural di NU. Bahkan untuk Kiai yang non struktural menyatakan mendukung saya. Belaiu adalah KH. Salim Imron, pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam Putat Tanggulangin,” terang Taufiqulbar.

Taufiq menegaskan, perihal KH. Salim Imron mendukung dirinya bukanlah tanpa alasan. Karena ternyata Kiai yang juga pernah menjadi Ketua PC GP Ansor Sidoarjo itu juga punya jaringan kekeraban dengan Taufiqulbar.

“Adik istrinya H. Wahab (pemimpin KBIH Al Mabruro) pak de saya, adalah istrinya Kiai Salim Imron,” jelasnya.

Soal penerapan membangun jaringan kekeluargaan dan kekerabatan Kiai Kiai di Sidoarjo yang hari ini dilakukannya untuk menggalang dukungan politik, bagi Taufiq, adalah bagian dari hal yang wajar bagi kader NU. “Itu bagian dari ikhtiar politik. Meniru atau meneladani seperti Kiai kiai zaman dulu, ” tambahnya lagi.

Dalam wawancara melalui via telpon ini Taufiq menegaskan, kalau bicara NU, dirinya adalah bagian yang tidak dipisahkan dari NU. “Saya lahir dari keluarga besar NU. Buyut saya namanya Husein Abdul Ghani adalah saudaranya Ruslan Abdul Ghani, tokoh nasional zamanya Presiden Soekarno,” jelasnya.

Dari Husein Abdul Ghani inilah, kata Taufiq, kemudian mempunyai dua anak, yaitu Hj. Muslihah dan Kiai Ilyas.”Hj. Muslihah mempunyai anak Hj. Badriyah dan H. Abdul Wahab (pemilik KBIH Mabruro). Hj. Badriyah punya anak saya, juga H. Khulaim Junaidi (mantan Ketua DPD PAN Sidoarjo. Sedangkan Kiai Ilyas, saudaranya nenek saya (Hj. Muslihah) mempunyai anak KH. Husein Ilyas, Kiai kharismatik bagi kalangan warga NU,” terang Taufiq.

Kepada media ini Taufiqulbar menegaskan, akan membangun jaringan kekerabatan Kiai Kiai dan tokoh NU di Sidoarjo dalam Rangka mendukung pemenangannya dalam pilkada Sidoarjo.

Sedangkan mertua Taufiqulbar adalah H. Maskur, seorang tokoh NU senior dan legendaris sekaliber H. Manaf Keloposepolo, mantan Ketua PCNU Sidoarjo. Dijajaran pengurus NU Sidoarjo, H. Maskur juga dikenal sebagai Tokoh NU Sidoarjo yang punya jasa besar memajukan NU Sidoarjo. Bahkan dalam kesempatan silaturrahmi dengan PCNU Sidoarjo kapan hari itu, Taufiqulbar datang dengan rombongan, salah satunya adalah keluarga besar pengasuh pesantren Al Khoziny, Buduran Sidoarjo, yaitu H. Ali Mujib, akrab disapa Gus Ali, untuk memintakan doa restu PCNU Sidoarjo bagi Taufiqulbar dalam maju pilkada Sidoarjo.

Acara Silaturrahmi tersebut, Taufiqulbar juga didampingi mertuanya, H. Maskur. Taufiqulbar menambahkan, dengan diantar para kiai dan tokoh NU (Gus Ali Mujib salah satu pengasuh pesantren Al khoziny dan H. Maskur, mertuanya) tentu publik bisa menyimpulkan kalau dirinya akan memaksimalkan jaringan kekerabatan dengan Kiai Kiai dan Tokoh NU di Sidoarjo untuk memenangkan pilkada Sidoarjo ini. Menanggapi pertanyaan, kalau kader NU, kenapa kok daftar ke PAN bukan ke PKB untuk maju pilkada, Taufiqulbar menjawab diplomatis.

“Wong PKB tidak membuka pendaftaran mas. Coba saja kalau PKB Sidoarjo membuka pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati, maka saya adalah orang pertama yang akan mendaftar ke PKB. Lah ini kan PKB tidak membuka pendaftaran,” jawab Cak Taufiq diplomatis. (mnr).