Ustadz Noor Syahid saat berikan klarifikasi atas nama Ponpes Gontor

Ponorogo | JATIMONLINE.NET,- Terkait viral tewasnya santri asal Palembang AM di pondok akibat penganiayaan, akhirnya Ponpes Gontor buka suara. Pihak Ponpes mengakui dugaan penganiayaan tersebut dan sudah mengambil tindakan.

“Temuan tim pengasuhan santri, kami menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat,” ujar juru bicara Pondok Modern Darussalam Gontor Ustadz Noor Syahid.

Ponpes Gontor melalui Juru Bicaranya Ustaz Noor tidak menoleransi adanya kekerasan di dalam lingkungan pesantren. Karenanya pihak Ponpes langsung mengeluarkan santri yang diduga terlibat penganiayaan dari Ponpes Gontor secara permanen.

“Kami langsung bertindak cepat dengan menindak mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut,” tambahnya.

Noor menyebut, saat ini pihak Ponpes menyerahkan penanganan kasus tersebut kepada pihak kepolisian dan bersedia kooperatif dalam proses penyelidikan.

“Kami siap mengikuti segala bentuk upaya dalam rangka penegakan hukum terkait peristiwa wafatnya almarhum AM ini,” kata Noor.

Sementara itu, Polres Ponorogo telah melakukan penyelidikan kasus kematian santri AM yang berusia 17 tahun asal Palembang di Ponpes Gontor. Ada 7 orang diperiksa sebagai saksi. Terdiri dari 2 santri, 2 dokter, 2 ustadz dan 1 staf pengajar.

“Hasil Pemeriksaan, ada tujuh saksi, RM (santri), N (santri), dokter 2 orang, ustadz 2 orang dan 1 staff pengajar,” beber Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo.

Catur menjelaskan, dugaan sementara penganiayaan terhadap AM itu karena ada pemicu berupa kesalahpahaman.

“Motifnya, ada Kesalahpahaman. Kami akan dalami lagi. Butuh waktu, untuk kepastian motif akan kami ungkapkan lagi, nanti,” tambah Catur.

Hasil pemeriksaan ditemukan, tidak hanya AM yang menjadi korban, ada 3 korban lain yang dianiaya.

“Ada korban lain selain yang meninggal dianiaya. Korban ada 3,” tandas Catur.