Ketua Rayon PMII UMSIDA Agung IzulKhaq

Sidoarjo  | JATIMONLINE.NET,- Kasus Desa Wadas yang viral beberapa waktu lalu menggugah keprihatinan Mahasiswa di Sidoarjo.

Ketua Rayon Mahbub Djunaidi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UMSIDA, Agung Izulkhaq mengkritik pengerahan polisi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.

Agung meminta kepada pemerintah untuk memahami kebutuhan rakyat sebelum mengambil kebijakan. Dia meminta rencana membuka lahan tambang dihentikan karena ada penolakan dari warga.

“Karena adanya tambang, negara jangan korbankan rakyat demi ambisi sepihak,” kata Agung, pada Jumat (11/02/2022).

“Hentikan rencana penambangan, jika masih banyak rakyat yang menolak. Acuan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah NO 590/41 tahun 2018 tentang persetujuan penetapan lokasi pengadaan tanah untuk pembangunan bendungan bener di Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Wonosobo, pada salah satu poinnya berisi bahwa surat itu dikeluarkan sebagai pengumuman pada masyarakat, yang artinya belum ada diskusi terbuka dengan masyarakat di sana,” lanjutnya.

Agung menyebut warga Wadas memiliki hak untuk menolak atau menerima proyek tambang andesit untuk pembangunan Bendungan Bener.

“Perjuangan warga Wadas menolak pengukuran untuk kepentingan penambangan bukan hanya sekadar menjaga hak atas tanah, tapi juga menjaga hak atas masa depan mereka, hak untuk hidup dengan kondisi lingkungan yang baik,” ujarnya.

Agung mengkritik tindakan kepolisian mengerahkan anggotanya untuk mengamankan pengukuran lahan. Tindakan itu disebut Agung berlebihan.

“Aparat sangat berlebihan, rakyat disana menjaga bukan sekadar tanah, tapi masa depan mereka, masa depan anak cucunya, kami minta aparat berhenti bertindak represif terhadap rakyat wadas,” pungkasnya. (Pi’i/cntr).