Christiana Indah Wahyu
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto

Kota Mojokerto | JATIMONLINE.NET,- Peralihan musim atau yang kerapkali disebut pancaroba pada kesehatan seseorang, tak terkecuali masyarakat di Kota Mojokerto.
Sejumlah 19.728 warga masyarakat di Kota Mojokerto terserang Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dalam rentang wakrtu tujuh bulan terakhir.

dr. Farida Mariana, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mojokerto menjelaskan, ISPA rentan terjadi ketika pancaroba. Terutama pada masa peralihan musim, dari musim penghujan ke kemarau seperti saat ini. ’’Hal itu karena intensitas debu yang meningkat,’’ katanya.

Farida menambahkan, debu yang terkontaminasi virus atau bakteri akan mudah masuk ke saluran pernapasan. Maka seseorang akan mudah terserang ISPA yang ditandai dengan gejala batuk dan pilek.

Menurut catatan Dinkes Kota Mojokerto, sejak Januari hingga Juli tahun ini saja, warga yang terpapar ISPA mencapai 19.728 orang. Adapun sebarannya hampir merata di 3 wilayah kecamatan.

Bila dilihat dari segi usia, 80,9 persen diantaranya didominiasi anak-anak hingga orang dewasa. Bayi pun masuk kategori beresiko.

Dari jumlah 19.728 kasus ISPA, 3.749 orang atau 19 persen di antaranya menyerang balita. Yang lebih memprihatinkan lagi, dari jumlah itu, 137 kasus ISPA dibarengi gejala radang paru-paru karena adanya infeksi.

Namun berita baiknya pada tahun ini mengalami penurunan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pada 2019 kasus ISPA menembus 33.027 kasus. ’’Tahun ini mengalami penurunan yang cukup signifikan sekitar 40 persen dibanding 2019,’’ tambahnya lagi.

Menurut Farida, Penurunan disebabkan karena faktor meningkatnya protokol kesehatan sejak adanya pandemi Covid-19. Hal itu karena pada dasarnya pencegahan ISPA dengan Covid-19 relatif sama. Yaitu dengan sering memakai masker, cuci tangan pakai sabun, dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Sementara itu, Christiana Indah Wahyu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto mengatakan, ISPA adalah jenis penyakit yang jumlah kunjungannya cukup tinggi setiap tahun. Akan tetapi, masyarakat untuk lebih mewaspadai di tengah pandemi Covid-19 ini.

Menurut Indah, gejala virus SARS-CoV-2 hampir mirip dengan ISPA. Apalagi jika timbul radang paru atau pneumonia. ’’Masyarakat harus waspada kalau ada gejala batuk dan pilek, pasien harus mau kalau dilakukan pemeriksaan rapid atau swab. Makanya jangan sampai menyepelekan,’’ pungkasnya. (rin).