2 dari 3 halaman
Muhammad Fathur Rozi, yang juga mantan aktivis PMII Pasuruan, saat memoderatori acara, bersama Moh. Haerul Amri, anggota Komisi x DPR RI

“Kita semua adalah warga negara yang sangat mencintai bangsa ini, khususnya warga Nahdliyyin yang memiliki keharusan dalam menjaga NKRI. Bagi saya yang memiliki Saham terbesar dalam upaya kemerdekaan Indonesia adalah para ulama, khususnya Nahdlatul Ulama (NU) dan itu sudah menjadi catatan dalam lipatan sejarah kemerdekaan Indonesia,” sambung Gus Aam.

Ketua DPP Nasdem Bidang Pemuda dan Olah Raga ini juga menyampaikan pentingnya melestarikan apa yang telah diperjuangkan oleh pendiri Pepublik Indonesia tanpa mengganti dasar negara.

“Dalam sejarah perjuangan dasar negara Indonesia yang didominasi oleh umat Islam, telah mengihlaskan Pancasila yang awalnya adalah kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya, dan akhirnya menjadi piagam Jakarta, ini satu bentuk kerelaan yang luar biasa dapat menerima perbedaan dengan diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa,” ujar politisi Nasdem yang kini juga jadi Waketum PP GP Ansor ini.

Gus Aam mewanti wanti, pemaparan wawasan kebangsaan ini perlu sekali ditanamkan ke masyarakat mengingat ada kelompok tertentu yang ingin mencoba coba mengganti dasar negara Indonesia dengan sistem khilafah. “Sistem Khilafah itu mungkin baik di Timur Tengah, tetapi tidak cocok kalau diterapkan di Indonesia,” sergah Gus Aam.

Indonesia itu, lanjutnya, adalah bangsa yang penuh keragaman. Bahasa, suku, juga agama. Maka nilai nilai Pancasila itu penting diterapkan dalam kehidupan sehari hari untuk merekatkan Bangsa Indonesia. “Para ulama, para Waliyullah yang ikut andil mendirikan republik ini sudah sepakat bahwa Indonesia adalah negara Bangsa. Dasar negara Indonesia tidak mungkin dirubah karena itu sudah final,” ujarnya.