Modal Sohib Cuma Rp 1 Juta Di WPON, Keuntungan Perhari Rp 3 Juta
Gegara Ada Habib Top Up Rp 650 Juta, Sayangnya Uangnya Tidak Bisa Ditarik
Pasuruan | JATIMONLINE.NET,- Lain Hurrimad lain Sohib. Sohib warga Desa Karangjati Anyar, Wonorejo, Pasuruan ini punya pengalaman menarik di WPON. Perusahaan Investasi bodong yang banyak merugikan warga masyarakat Pasuruan.
Sohib yang bekerja narik odong odong di Pasar Wonorejo ini, relatif lebih hati-hati. Sohib menaruh modalnya hanya Rp 1 juta saja. Sohib sebenarnya mengerti kalau WPON adalah perusahan Investasi yang tidak resmi. Hanya saja karena tergiur keuntungam yang besar, maka dia tertarik juga untuk mencobanya.
“Saya ikut WPON Itu diajak Pak Prapto Ketua RT Kedungsari, Kejayan. Dia yang menawari saya sekaligus berpesan supaya jangan banyak banyak menginvestasikan uangnya di WPON. Sekiranya nanti ada keuntungan yang bisa ditarik, ditarik saja,” cerita Sohib.
Sohib pertama kali investasiakan uangnya cuma Rp 500 ribu. Ditunggu 40 hari, ternyata uangnya berubah jadi Rp 1 juta. “Akhirnya Uangnya saya tarik Rp 500 ribu. Yang Rp 500 kemudian saya top up lagi Rp 1 juta. Jadi modal saya jadi Rp 1,5 juta. Modal aslinya cuma Rp 1 juta,” terangnya.
Sohib sempat mempunyai keuntungan Rp 3 juta perhari. Itu dikarenakan ada dibawahnya, top up Rp 650 juta. Hingga terhitung 14 hari pada saat WPON mengumumkan meliburkan penarikan rekeningnya, uang Sohib tercatat mempunyai keuntungan dari rabat atau bonus senilai Rp 100 juta lebih.
“Tapi uang itu tidak dapat ditarik. Kok Yo pas WPON mengumumkan meliburkan penarikan uang selama 14 hari. Padahal seandainya WPON Tidak meliburkan penarikan uang, ya saya tarik saja uang tersebut tiap hari, tidak harus menunggu ratusan juta,” kenang Sohib.

Orang yang dimaksud Sohib top up Rp 650 tersebut adalah Habib Umar, warga Desa Karangjati Anyar, Wonorejo, Pasuruan. “Seandainya kok Habib Umar waktu itu kordinasi dulu sama saya, ya tidak saya perbolehkan top up lagi ke WPON. La wong WPON sudah mengumumkan meliburkan penarikan uang selama 14 hari, lakok Habib Umar ini nekat top up Rp 650 juta,” terang Sohib.
Setelah top up Rp 650 juta itu, kata Sohib, di akun aplikasi Habib Umar langsung berubah jadi Rp 1,3 Milyar. “Tapi tidak bisa ditarik. Sama dengan saya. Dapat keuntungan rabat 2 % perhari dari nilai orang dibawah saya yang top up. Tiap hari saya dapat keuntungan Rp 3 juta. Tapi tidak bisa ditarik. Aku geton waktu itu, kok Habib Umar senekat itu top up lagi sebesar itu padahal WPON sudah mengumumkan libur 14 hari libur penarikan uang,” terang Sohib.
Sebelum WPON benar benar nge-blank, dan penanggung jawab WPON Pasuruan, Slamet Riyadi kabur, WPON mengeluarkan strategi menjebak nasabahnya hingga terperosok lebih dalam dengan mengeluarkan kebijakan bonus motor PCX dan mobil Brio.
“Strategi WPON menipu nasabanya memang luar biasa. Sudah mengumumkan meliburkan penarikan uang selama 14 hari, tapi nasabah tidak waspada bakal ditipu WPON yang lebih besar lagi, Dengan cara memberikan bonus besar besaran. Bagi yang top up Rp 20 juta dapat bonus motor PCX plus keuntungan uang dua kali lipat dan bonus mobil Brio bagi yang top up Rp 100 juta plus keuntungan uang dua kali lipat,” terang Sohib.
Selain Habib Umar, Hurrimad pun sempat diingatkan Sohib supaya menarik uangnya selagi bisa. “Saat itu keuntungan bonus di aplikasi milik Hurrimad Rp 1,5 perhari. Hurrimad sudah tak wanti wanti supaya menarik uangnya selagi bisa lakok uangnya tidak ditarik, malah nambah top up,” terang Sohib.
Sebelum benar benar nge-blank kan uang nasabahnya, WPON masih mengumumkan, ada 53 nasabah yang bakal mendapatkan bonus motor PCX karena top up Ro 20 juta, lengkap beserta nama nama calon penerimanya.
“3 orang juga yang diumumkan dapat bonus mobil Brio karena top up Rp 100 juta. Setelah diumunkan itu, selanjutnya WPON nyekem atau nge-blank kan semua anggotanya dan penanggung jawabnya kabur,” jelas Sohib. (mnr).
Tinggalkan Balasan