Meneladani Sejarah Pendirian NU, Para Kiai NU Kultural Dirikan Nahdlatuttujjar Untuk Bangun Kemandirian Umat
Malang | JATIMONLINE.NET,- Wadah baru telah terbentuk. Wadah itu adalah Nahdlatuttujjar. Nama Nahdlatuttujjar adalah legenda yang mengingatkan sejarah awal berdirinya NU (Nahdlatul Ulama). Pun juga dengan Nahdlatuttujjar yang ini. Diinisiasi oleh beberapa Kiai NU, Nahdlatuttujjar diharapkan sebagai wadah berkumpul para Kiai NU untuk menggarap kemandirian ekonomi pesantren dan umat.
Diinisiasi oleh KH. Abdul Malik Said Sidoarjo, KH. Ghozi Wahid Wahab Jogja (cucu KH. Wahab Hasbullah, salah satu pendiri NU), KH. Hamim Baduzzaman Tulungagung dan KH. Yahya Romli, Nahdlatuttujjar diharapkan bisa menjadi wadah perjuangan untuk membangun kemandirian ekonomi pesantren dan umat.
KH. Abdul Malik Said, salah satu inisiator pendirian wadah Nahdlatuttujjar menerangkan, pengambilan nama Nahdlatuttujjar ini adalah dalam rangka meneladani Sejarah para Kiai pendiri NU, diawal perjuangannya dalam mendirikan NU.
Kaia Malik, demikian ia akrab disapa, menuturkan bahwa hari ini Indonesia sedang mengalami krisis disegala bidang. Krisis politik, terutama krisis ekonomi. Atas dasar itulah, lanjutnya, Nahdlatuttujjar ini didirikan kembali. “Nahdlatuttujjar ini sebagai wadah untuk berkumpul para Kiai dan profesional membangun kemandirian umat dan pesantren,” jelas Kiai Malik.
Kiai Malik menambahkan, beberapa Kiai yang berkumpul dalam wadah Nahdlatuttujjar ini terdiri dari Kiai Kiai NU, baik yang kultural, tetapi ada juga Kiai NU yang struktural. Saat ini, yang berkumpul dalam pelatihan yang diadakan di Hotel Radho Malang kapan hari, di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Sekedar diketahui, Nahdlatuttujjar sebagai wadah berkumpul para Kiai Nahdliyin ini, bukanlah nama sebuah Ormas atau Yayasan. Nahdlatuttujjar hanya dimaksudkan sebagai wadah untuk berkumpulnya para Kiai untuk wadah perjuangan membangun kemandirian umat dan pesantren. Secara tehnis, Nahdlatuttujjar ini membentuk lembaga yaitu PT. intan (Indonesian Nahdlatuttujjar Annahdliyyah) juga membentuk lembaga Koperasi yang juga dinamakan Koperasi Intan.
Sebagai Komisaris Utama dalam PT. intan tersebut adalah KH. Abdul Malik Said. Sedang beberapa komisarisnya adalah KH. Ghozi Wahid Wahab, KH. Hamim Baduzzaman, dan KH. Yahya Romli.
Sedangkan sebagai Diruktur Utama PT. Intan, adalah H. Mohammad Ali, pengusaha kuliner Asap- Asap Sidoarjo. “Untuk Direktur ada 7 orang yang direkrut dari kalangan profesional muda,” terang Kiai Malik.
Sementara itu, H. Mohammad Ali, Direktur Utama PT. Intan menambahkan, bahwa Nahdlatuttujjar adalah sebuah wadah, bukan ormas juga bukan yayasan. Nahdlatuttujjar adalah wadah tempat perkumpulan para Kiai yang sudah terbentuk ini, untuk membangun kemandirian umat dan pesantren, secara ekonomi.
Soal Nahdlatuttujjar, Gus Ali menuturkan, itu menunjuk atau meneladani Kiai Kiai NU zaman dulu. “Dulu Kiai Kiai itu kan disamping berdakwa atau mengaji, juga pandai berdagang. Nah kita mendirikan Nahdlatujjar itu dalam rangka meneladani kemandirian itu,” terang Gus Ali.
Disamping mendirikan PT. Intan, Nahdlatuttujjar juga mendirikan Koperasi Intan. Koperasi Intan ini bergerak dibidang perkebunan, pertanian dan jadi satu. Sedangkan di PT Intan bergerak dibidang kuliner dan IT.
Gerakan membangkitkan ekonomi dengan wadah Nahdlatuttujjar ini sudah dimulai dengan mengadakan pelatihan IT, Koperasi dan Kuliner yang diselenggarakan di Hotel Radho Malang, dan diikuti sekitar 60 orang, mewakili 30 pesantren di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. beberapa diantaranya adalah para Kiai dan profesional muda. (mnr).
Tinggalkan Balasan