Hasjim As’ari, Ketua DPD Partai Nasdem Kota Pasuruan.

Kota Pasuruan,- Meski resmi mendapatkan rekom DPP PDIP sebagai Calon Wakil Walikota Pasuruan mendampingi Raharto Teno Prasetyo, namun tetap harus menunggu hasil keputusan teman sekoalisinya di Pilkada Kota Pasuruan ini, yakni Partai Hanura.

Hasjim As’ari adalah Ketua DPD Partai Nasdem Kota Pasuruan. Berdasarkan keputusan DPP PDIP, Hasjim, panggilan akrab politisi Nasdem ini, harus bersabar menunggu hasil keputusan Partai Hanura. Pasalnya, sesuai Undang-Undang Pilkada, setiap partai mengusung Calon harus memenuhi 20 % persen dari jumlah kursi di dewan.

Seperti diketahui, jumlah kursi Partai Koalisi PDIP, Nasdem dan Hanura adalah 6 kursi. 6 kursi itu 20 % dari 30 kursi DPRD yang ada di Kota Pasuruan. Masing-masing PDIP 2 kursi, Nasdem 1 kursi dan Hanura 3 kursi.

“DPP PDIP itu menginginkan saya yang mendampingi Pak Teno (Plt Walikota Pasuruan) untuk maju di Pilkada Kota Pasuruan,” sergahnya. Namun, Hasjim harus bersabar menunggu keputusan Partai Hanura sebagai teman koalisinya mau mengusulkan siapa nama yg maju di N2-nya.

“Soal siapa yang diusulkan Partai Hanura untuk N2-nya, sampean tanyakan ke Pak Farid (ketua DPC Hanura Kota Pasuruan) aja ya. Beliau yang lebih paham soal itu,” jawabnya.

Hasjim bercerita, Partai Hanura sebenarnya telah lama melakukan proses pendaftaran calon dari Partai Hanura pada pilkada Kota Pasuruan itu. Mulai dari Februari membuka pendaftaran Calon. Beberapa nama yang telah mendaftar itu ada nama Ansori mantan Kapolresta Pasuruan.

Meski Nasdem jumlah kursinya di DPRD Kota Pasuruan hanya 1, dan koalisi partainya hanya 6 kursi, tetapi bagi Hasjim itu bukanlah halangan.

“Saya kira soal pilihan pilkada Kota Pasuruan, jumlah kursi partai di parlemen tidak bisa dipakai ukuran ya. Yang terpenting itu adalah soal figur. Dan berdasarkan pengalaman tahun kemarin, yang menang kan Pak Setijono dari partai Golkar. Padahal dia kan cuma birokrat saja kan backgroundnya,” jelasnya mengenang.

Teno – Hasjim dapat Rekom DPP PDI P
Foto; istimewa

Yang terpenting bagi Hasjim, pasangan Calon harus bisa saling melengkapi. Teno yang incumbent, lanjut Hasjim, ada kelebihan, juga ada kekurangan. “Nah kekurangannya itu kita yang melengkapi,” tambahnya.

Meski kursi cuma satu, namun Hasjim berkeyakinan ia bisa melengkapi sebagai pasangan Calon Walikota-Wakil Walikota, dan mampu mendapatkan banyak dukungan. Disamping sebagai politisi, Hasjim lahir dari keluarga besar NU yang diyakini bisa menjadi magnet untuk meraih banyak dukungan.

Hasyim bercerita, ayahnya adalah aktivis NU selama 50 tahun. Ayahnya pernah menjadi ketua NU Ranting. Bahkan ketika KH. Subadar masih menjadi aktivis IPNU Pasuruan. Sedangkan kakak Hasjim adalah Aminurrokhman, mantan Wali Kota Pasuruan dua periode. Juga pernah menjadi Ketua PCNU Kota Pasuruan.

Jaringan kekeluargaan itu yang membuat Hasjim percaya diri untuk maju di Pilkada Kota Pasuruan.

“Disamping itu ada faktor figur. Waktu pandemi kemarin, saya melakukan penyemprotan disinfektan hampir sepertiga wilayah Kota Pasuruan. Dan itu saya lakukan sampai hari ini. Dan itu gratis tanpa biaya. Meski itu saya lakukan tanpa maksud untuk tujuan pilkada, tetapi saya kira masyarakat bisa mengetahuinya,” jelasnya.

Hasjim memberikan catatan, pembangunan Kota Pasuruan kedepan harus menitik beratkan pada sektor jasa, perdagangan dan pariwisata.

“Pasuruan ini kan kota kecil ya. Itu kalau saya ibaratkan seperti negara Singapura. Karenanya sektor jasa, perdagangan dan pariwisata harus diperkuat, Kota Pasuruan tidak bisa terlalu berharap pada sektor pertanian karena lahannya tidak seberapa,” ungkapnya.

Di sektor pariwisata, Hasjim menyebut Kota Pasuruan punya potensi alam berupa laut dan pantai yang bisa dikembangkan sebagai pusat wisata yang bisa mendatangkan sisi ekonomi.

“Itu kalau di create, bisa jadi wisata pancing dan akan banyak mendatangkan wisatawan,” jelasnya. (mnr).