Kisah Pilu Tukang Becak di Kota Malang, Tabungan Untuk Berobat Hanyut Bersama Rumah Terseret Banjir
Kota Malang | JATIMONLINE.NET,- Viralnya banjir bandang yang terjadi di Kota Batu di berbagai platform media sosial maupun pemberitaan, banyak publik yang tak mengetahui bahwa banjir besar terjadi tak hanya di Kota Batu saja.
Banjir parah juga melanda beberapa wilayah sekitar Kota Batu, termasuk Kota Malang. Bahkan, ada ratusan warga terdampak banjir bandang di Kota Malang. Salah satunya adalah Rohman (67), warga Jalan Jaksa Agung Suprapto RT 07 RW 06, Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Ada cerita pilu yang dirasakan Rohman, meski dirinya selamat dari terjangan banjir, tapi rumahnya di bantaran Sungai Brantas hanyut tersapu banjir. Banjir yang kala itu setinggi 2 meter lebih juga ikut menghanyutkan tabungan Rohman sebesar Rp 3 juta.
Rohman adalah seorang tukang becak yang menabung untuk mengobati sakit sesak napas yang sudah lama dideritanya.
“Hanyut semuanya mas, uang Rp 3 juta hasil tabungan untuk berobat juga habis terbawa banjir bersama rumah saya,” kata Rohman dengan raut muka sedih.
Rohman sebenarnya sedang ada dirumahnya saat banjir datang, dirinya sedang istirahat tidur setelah menarik becak. Kala itu Rohman mendengar suara gemuruh yang mengejutkan dan membangunkannya, segera ia berlari menyelamatkan diri dan tak sempat menyelamatkan tabungannya.
“Suaranya terdengar gemuruh keras sekali. Saya langsung lari menyelamatkan diri hanya pakai sarung sama kaus,” cerita Rohman mengenang.
Rohman hidup sendiri dirumahnya, dirinya berusaha menabung karena tidak ingin merepotkan anak-anaknya. Di Malang Rohman hidup sendiri, anak-anaknya ada di luar Kota Malang.
Seluruh harta Rohman hilang terseret banjir bandang bersama rumahnya yang kini tak tersisa dan rata dengan tanah. Bahkan Rohman juga tak sempat menyelamatkan apapun. Hanya tersisa kaos dan sarung yang dipakainya.
Bapak tiga anak itu saat ini hanya bisa pasrah. Untuk sementara Rohman menumpang di rumah ketua RT, setelah semua warga memutuskan untuk meninggalkan posko pengungsian.
“Anak-anak saya di luar kota semua mas, belum ada yang menghubungi, saya di sini sendirian, nggak punya keluarga, istri juga nggak ada,” pungkasnya. (man).
Tinggalkan Balasan