Bali | JATIMONLINE.NET,- Ketua Umum PP GP Ansor, Addin Jauharudin, telah mengumumkan pembubaran kader-kadernya, termasuk dari Banser dan Pagar Nusa, yang berasal dari Bali. Langkah ini diambil setelah adanya instruksi dari Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, agar mereka pulang. Addin menjelaskan bahwa para kader yang mengikuti apel kesetiaan di Bali terdiri dari anggota dari wilayah Bali dan juga Jawa Timur.

Menurut Addin, proses pembubaran ini dilakukan secara bertahap. “Iya (bubar) pelan-pelan. Ini dari Bali dan sebagian dari Jawa Timur,” ujarnya. Dia menambahkan bahwa kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memeriahkan berbagai acara kuliner dan festival di Bali.

Dia juga menekankan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendukung ekonomi lokal Bali. “Dan ini juga bagi teman-teman untuk turut membangun ekonomi Bali-lah,” tambahnya. Para kader diharapkan pulang ke rumah masing-masing setelah acara selesai.

Addin membantah bahwa apel kesetiaan ini bertujuan untuk mengganggu Muktamar PKB yang sedang berlangsung di Bali pada akhir pekan tersebut. Dia menjelaskan bahwa tidak ada kaitan antara apel ini dengan politik praktis. “Karena banyak persepsi soal muktamar PKB yah, kita tidak ada kaitan politik muktamar-muktamaran,” jelasnya.

Dia menegaskan bahwa apel ini tidak ada hubungannya dengan Muktamar PKB meskipun kedua acara berlangsung bersamaan. “Jadi, perlu saya tegaskan apel ini tidak ada kaitannya dengan politik dan soal muktamar,” kata Addin.

Addin menjelaskan bahwa tujuan dari apel ini adalah untuk turut memeriahkan pariwisata di Bali. “Apel di Bali ialah kita ingin turut serta memeriahkan pariwisata di Bali,” ujarnya. Dia menambahkan bahwa tempat acara ini merupakan lokasi yang belum pernah digunakan untuk acara lain sebelumnya.

Sebelumnya, Gus Yahya memerintahkan kepada seluruh kader Ansor, Banser, dan Pagar Nusa yang tengah menggelar apel di Bali untuk pulang dan bersiaga untuk perintah berikutnya. “Hendaknya sahabat-sahabat sekalian kembali ke kediaman masing-masing dengan tertib,” kata Gus Yahya.

Gus Yahya juga mengucapkan terima kasih atas sikap pengertian dan ramah tamah masyarakat Bali terhadap kehadiran Ansor, Banser, dan Pagar Nusa. “Semoga bersama masyarakat Bali, Indonesia akan meraih masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

Sebelumnya, direncanakan bahwa kader GP Ansor, Banser, dan Pagar Nusa akan menggelar Apel Kesetiaan di Bali dari tanggal 21 hingga 25 Agustus 2024. Apel ini diikuti sekitar 15.000 orang dari berbagai wilayah.

Di sisi lain, sejumlah tokoh Puri di Bali, khususnya yang merupakan keluarga dari raja-raja Bali masa silam, menolak kehadiran ribuan kader Banser dan Pagar Nusa. Mereka khawatir kegiatan ini akan berdampak negatif pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.

Ida Anak Agung Ngurah Agung Juli Artawan, salah seorang tokoh Puri, menyampaikan penolakan tersebut dalam konferensi pers. “Kami sangat menolak kegiatan yang dihadiri ribuan orang dari Banser, GP Ansor, NU dari luar Bali,” katanya.

Ida Anak Agung juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa keberadaan ormas dengan atribut seragam seperti tentara dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi wisatawan dan berpotensi menyebabkan gesekan dengan masyarakat lokal. “Kami khawatir akan adanya provokator yang menimbulkan kericuhan,” ujarnya.

Menanggapi penolakan para tokoh Puri, Addin mengklaim bahwa ada kesalahpahaman mengenai acara ini. “Ini mungkin ada mispersepsi yah,” ujarnya. Dia memastikan bahwa apel tersebut tidak memiliki agenda tertentu dan bahwa GP Ansor mencintai Bali serta berkomitmen untuk menjaga tatanan yang ada. (sam/mis).