Internasional | JATIMONLINE.NET,- Presiden Iran, Ebrahim Raisi, tewas dalam kecelakaan helikopter yang tragis pada Minggu, 12 April 2025. Helikopter yang ditumpanginya bersama sejumlah pejabat tinggi jatuh di wilayah pegunungan barat laut Iran, tak lama setelah ia menghadiri peresmian bendungan di perbatasan Azerbaijan.

Kecelakaan tersebut terjadi di tengah cuaca buruk dan kabut tebal yang menyelimuti area tersebut. Tim pencari dan penyelamat sempat mengalami kesulitan dalam menemukan lokasi jatuhnya helikopter. Setelah pencarian intensif selama berjam-jam, akhirnya puing-puing helikopter ditemukan, dan seluruh penumpang dinyatakan tewas di tempat.

Selain Presiden Raisi, Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, serta beberapa pejabat pemerintahan dan pengawal pribadinya juga turut menjadi korban dalam insiden ini. Kematian para tokoh penting negara tersebut sontak mengguncang politik domestik Iran dan memicu duka mendalam di tengah masyarakat.

Pemerintah Iran menyatakan bahwa kecelakaan tersebut murni disebabkan oleh faktor cuaca ekstrem. Namun, banyak pihak mulai mempertanyakan penyebab pastinya. “Kita kehilangan seorang pemimpin besar dalam momen yang penuh tantangan,” ujar seorang pejabat senior Iran kepada media lokal.

Spekulasi pun mulai bermunculan, terutama di media sosial dan kalangan analis internasional. Beberapa menyebut kemungkinan adanya sabotase, mengingat posisi strategis Presiden Raisi dalam pemerintahan dan ketegangan politik yang sedang memanas di kawasan Timur Tengah. “Ini bukan sekadar kecelakaan—ada hal-hal yang harus diselidiki lebih dalam,” kata seorang pengamat geopolitik dari Teheran.

Kematian Presiden Raisi menimbulkan kekhawatiran tentang kekosongan kekuasaan dan masa depan Iran. Dewan Kepemimpinan kini sedang membahas langkah-langkah suksesi, sementara masyarakat Iran dan dunia internasional menunggu kejelasan lebih lanjut dari penyelidikan resmi.

Dalam sejarah politik modern Iran, kejadian ini menjadi salah satu tragedi paling besar yang dialami negara tersebut. Dunia kini menyoroti perkembangan selanjutnya dengan cermat, sementara berbagai teori terus bermunculan seiring ketidakpastian yang masih menyelimuti insiden ini. (red).