2 dari 3 halaman
Acara juga diramaikan dengan Barongsai dari Klenteng Tjok Hok Kiong

Pada acara Haul Gus Dur 12 itu juga digelar diskusi lintas iman dari berbagai narasumber yanga da di Jawa Timur. Dialog yang digawangii oleh Deklarator GUSDURian Sidoarjo Doddy Dyaudin itu berlangsung penuh hikmad. Tertutam saat narasumber bercerita tentang kesannya pada sosok Gus Dur.

Menurut Syamaun, yang mewakili Agama Tao, mengatakan sangat berterima kasih pada Gus Dur.

“Kami sangat berterima kasih pada Gus Dur, di tahun1999 tradisi imlek oleh Gus Dur dicabut keppres yang melarang perayaan tahun baru Imlek, dan memberikan kebebasan untuk merayakannya. Gus Dur kami rasakan masih ada di tengah kita,” kata Syamaun.

Narasumber berikutnya adalah Dian Jennie yang merupakan perwakilan dari Penghayat mengaku sangat terkesan pada Gus Dur.

“Kami memaknai Gus Dur sebagai tokoh pluralis yang sangat menjunjung tinggi budaya bangsa. Beliau dididik pada lingkungan agamis yang sangat kental, tapi itu tidak menjadikan beliau sebagai seorang yang fanatik pada Agamanya saja. Beliau mampu melihat keberagaman. Semangat Gus Dur tidak hanya menjadi inspirasi, tapi semoga akan lahir Gus Dur Gus Dur muda ke depan,” jelas Jennie.

Pengalaman berbeda diaampaikan Tokoh Tionghoa Lany Guito. Perempuan berkacamata itu membawa sebuah kliping koran tebal tentang pengalamannya.

“Kliping ini adalah kumpulan berita saat kami menggugat negara, karena kami penganut Konghucu. Saat itu kami diharuskan memilih agama lain yang tidak sesuai dg keyakinan kami. Dan Gus Dur hadir dua kali dalam persidangan kami. Memang terkesan tak etis menggugat negara, tapi ini adalah tanggung jawab moral kami. Dan Gus Dur lah yang datang menolong kita, jauh jauh beliau datang dari Jakarta, meluangkan waktunya untuk hadir dalam persidangan kami. Bagi orang Konghucu Gus Dur adalah pejuang sejati,” cerita Jennie dengan nada terharu.