2 dari 2 halaman
H. Khulaim Junaidi saat membantu orang tua berjalan, setelah acara pengajian.

Karena, lanjutnya, tujuan puasa itu adalah la’allakum tattakun. Agar kita bisa mendi orang yang bertaqwa. Jadi pada saat puasa itu latihan menjadi orang baik, menjadi orang yang bermanfaat, juga menjadi orang beriman dan bertaqwa. ” Sebagaimana diterangkan dalam Al Qur’an.

H. Khulaim Junaidi sudah pada satu titik kesimpulan. Setelah ia merenungkan dan menghayati puasa, bahwa puasa ramadhan itu bukan hanya bulan penuh maghfiroh dan ampunan, bukan hanya sekedar bulan yang penuh berkah. “Puasa Ramadhan itu juga bulan yang sakti. Bukan bulan kesaktian pancasila. Bulan yang sakti masudnya, apabila seseorang itu menjalankan ibadah puasa itu dengan sungguh sungguh sesuai syariat Islam, maka seorang hamba itu akan menjadi orang yang sakti. Orang yang sakti maksudnya doanya akan mudah dikabulkan oleh Allah karena ia akan menjalani derajat sebagai orang yang bertaqwa.” Ujarnya.

H. Khulaim saat melakukan bakti sosial

Sambil mengutip dalil, H. Khulaim menerangkan 3 golongan orang yang doanya tidak tertolak. Ketiga golongan tersebut adalah yang 1. Imamun adilun. Imam yang adil. H. Khulaim menggaris bawahi, imamun adilun itu bukanlah sesuatu yang mudah. Yang ke 2. Adalah doanya orang yang terdholimi. Kepada para jama’ah H. Khulaim mewanti wanti agar menjaga perilaku yang jatuhnya berdampak akan mendholumi seseorang karena orang yang terdholimi ini doanya mudah dikabulkan Allah. Doa ul madlum istajabah (doanya orang yang terdholimi itu diijabahi Allah).

Dan yang ke 3 adalah doanya orang yang berpuasa, muslim dari waktu sahur hingga waktu berbuka puasa.

Dibagian lain, H. Khulaim Junaidi dalam bulan Ramadhan ini menunaikan kewajibannya sebagai aghnia’ yaitu mengeluarkan sedekah dan zakatnya pada orang-orang yang berhak menerimanya.

Beberapa barang barang itu adalah beras, sembako, baju, sarung dan lain-lain. (mnr).