Reses Komisi II DPR RI, Di Wrati, Kejayan, Pasuruan,

H. Aminurrokhman, SE, MM (baju batik)

Pasuruan,- Dalam resesnya yang bertempat di Pondok Pesantren Arriyadl, Wrati, Kejayan, Pasuruan, Kamis, 12/3/2020 malam, H. Aminurrokhman, SE.MM hampir tidak bisa memenuhi semua permintaan peserta jaring aspirasi (Jasmas).

Pasalnya, semua permintaan yang diajukan peserta Jasmas keluar dari agenda program komisi II DPR RI. Sebagaimana dalam pemaparan reses tersebut, Pak Amin, panggilan akrab H. Aminurrokhman, menjelaskan bahwa komisi II DPR RI itu membidangi 16 lembaga dan kementerian di Indonesia.

Salah satu masalah yang lagi ngetren dibahas adalah soal kelangkaan pupuk, sertifikat tanah, bisa program PTSL dan himbauan agar warga masyarakat segera mengurus sertifikat masjid maupun lembaga madin yang belum punya serifikat.

“Bagi yang belum ngurus serifikat masjid maupun lembaga madin supaya mengurusnya karena hal demikian itu penting. Apabila ada yang kesulitan buat nanti saya yang membantunya, jelas Pak Amin mengawali resesnya.

“Reses itu pulang kampongnya DPR. Karena itu sekalian sambil mendengarkan aspirasi masyarakat. Bagi warga yang punya aspirasi silahkan disampaikan. Dan saya akan menjawabnya apabila bisa saya jawab. Apabila tidak bisa saya jawab, saya tak kulaan Mane disek,” jelasnya menambahkan.

Namun ketika dalam prosesi tanya jawab, pertanyaan yang sebelumnya diantisipasi Pak Amin ternyata muncul. Hampir semua penanya, yang disampaikan semuanya keluar dari agenda program kerja komisi II.

Seorang Pengurus Ranting NU Desa Wrati, Kejayan, menyindindir Pak Amin supaya juga bisa membelikan seragam bagi pengurus NU Ranting Wrati.

“Sebagaimana Pak Amin bisa memberikan seragam untuk jam’iyah sholawat atau santri santri Arriyadl, saya berharap Pak Amin nantinya juga bisa nyeragami pengurus NU Ranting Wrati,” harap pengurus NU tadi yang disambut tepuk tangan oleh peserta Jasmas.

Pengurus NU Ranting Wrati itu juga mengajukan bantuan untuk pembangunan Masjid di lokasi Ponpes Arriyadl. “Tadi Pak Amin menjelaskan soal membantu mengurus sertifikat masjid. Yang kami butuhkan saat ini bukan sertifikatnya pak. Tapi soal bantuan untuk pembangunannya. Dan nilainya sepertinya banyak sekali . Saya menyebutnya tidak terhingga,” sambungnya lagi yang disambut tepuk tangan audien.

Sementara itu, penanya berikutnya kurang lebih tidak jauh dari pertanyaan sebelumnya. Untuk penanya yang ini justru malah mempertegas supaya Pak Amin memberikan sumbangan berupa komputer dan kamera yang bagus untuk kegiatan dokumentasi ponpes Arriyadl. Mendapat pernyataan dari penanya ini juga langsung disambut applaus oleh peserta Jasmas.

Pelaksanaan Aspirasi Tidak Bisa Instan.
Pak Amin menjelaskan kepada peserta bahwa tidak semua aspirasi itu harus diberikan jawaban sak dek sak nyet (instan).

“Kita ini dalam memberikan jawaban harus berdasarkan skala prioritas. Karena dengan skala prioritas itu rasa keadilan masyarakat akan terpenuhi semua,” jawab Pak Amin memberikan pengertian konstituennya.

Bagi Pak Amin, permintaan yang bersifat pribadi supaya bisa dimaklumi jika tidak bisa ia jawab pada hari itu juga.

“Saya akan usahakan membantu pembangunan masjid itu dulu. Tetapi tentu saja tidak sekarang. Semua ada prosesnya. Adapun yang bersifat pribadi, saya tidak bisa menjanjikan. Tapi doakan saja mudah mudahan bisa memenuhinya,” jawab Pak Amin diplomatis

Kepada wartawan media ini Pak Amin menjelaskan bahwa ia tidak merasa ditekan oleh audien. “Namun pesan atau pendidikan politik yang ingin saya sampaikan kepada masyarakat bahwa tidak semua masalah yang ada di masyarakat itu bisa diselesaikan semua oleh DPR. Ini kalau ada DPR semua masalah beres semua. Tidak begitu. Masyarakat harus memahami itu. (mnr).