Gempa Terkini Banten, Masih Terjadi 33 Kali Gempa Susulan
Meski bermagnetudo 6,7, Gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami karena masih di bawah ambang batas rata-rata gempa pembangkit tsunami yaitu magnitudo 7,0, ditambah dengan kedalaman hiposenternya yang sedalam 40 km.Data monitoring muka laut tidak menunjukkan adanya catatan perubahan muka laut pasca gempa, ini yang menjadi bukti bahwa gempa yang terjadi tidak memicu tsunami.
Jenis gempa berupa gempa dangkal akibat adanya deformasi atau patahan batuan di dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi/menghunjam ke bawah Selat Sunda-Banten.
Para ahli menjelaskan, jenis gempa tersebut sebagai intraslab earthquake, ciri gempa intraslab mampu meradiasikan guncangan (ground motion) yang lebih besar dan lebih kuat dari gempa sekelasnya dari sumber lain. Sehingga wajar jika gempa ini memiliki spektrum guncangan yang sangat luas dirasakan hingga Sumatera Selatan hingga Jawa Barat.
Bahkan, guncangan gempa terasa sangat kuat di Jakarta disebabkan karena adanya efek tapak lokal (local site effect) lapisan tanah lunak dan tebal di wilayah Jakarta yang memicu terjadinya resonansi gelombang gempa hingga akhirnya guncangan tanah mengalami amplifikasi atau perbesaran.
Di samping juga adanya fenomena vibrasi periode panjang (long period vibration) karena gempa kuat yang sumbernya relatif jauh.Gempa Jumat sore itu, kata Daryono, jenisnya mirip dengan gempa Selatan Jawa Timur bermagnitudo 6,1 pada 10 April 2021 lalu yang juga bersifat destruktif. Sama-sama gempa intraslab yaitu gempa dengan sumber di dalam Lempeng Indo-Australia. (red).
Tinggalkan Balasan