Gadaikan Mobil Untuk Top Up Bisnis Investasi WPON, Kerugian Hurrimad Mencapai Rp 38 Juta
Pasuruan | JATIMONLINE.NET,- Satu lagi korban penipuan bisnis Investasi Bodong, WPON adalah Hurrimad. Dibanding Cak Dikin, Warga Desa Tamansari, Wonorejo, Hurrimad warga Desa Kendang Dukuh, Wonorejo, Pasuruan ini masih sempat menarik uangnya sampai 4 kali. Itu dilakukan Horimat untuk mengecek kebenaran bisnis Investasi WPON itu.
Dari pengalaman narik 4 kali itulah Hurrimad, yang aslinya orang Madura ini, berkesimpulan bahwa bisnis Investasi di WPON itu untungnya besar sekali dan aman.
“Pertama kali saya Investasi itu Rp 500 ribu. Saya tunggu sampai 40 hari, ternyata benar. Sesuai yang dijanjikan WPON, bahwa Investasi itu keuntungannya 100 %. Dari Rp 500 ribu berubah jadi Rp 1 juta. Saya tarik uang yang Rp 500 ribu. Saya sisakan Rp 500 ribu di rekening. Ternyata sisa uangnya aman,” cerita Hurrimad memulai pembicaraan.

Setelah berkesimpulan aman dan untungnya besar, Hurrimad top up atau menambah modal lagi. Ia menambahkan Rp 2,5 juta menjadi Rp 3 juta untuk di top up. “Setalah uang bertambah jadi Rp 5 juta, saya tarik lagi uang tersebut. Setalah itu saya top up lagi. Setelah jadi Rp 10 juta, saya tarik lagi uang tersebut. Saya tambahi lagi Rp 10 juta untuk di top up, jadi Rp 20 juta,” tutur Hurrimad.
Merasa kurang, supaya keungtungan tambah banyak, akhirnya Hurrimad menggadaikan mobilnya senilai Rp 18 juta, untuk di top up lagi ke WPON. “Ternyata, setelah saya berkali kali tambah modal itu, lakok uangnya tidk bisa ditarik. Jadi kerugian saya mencapai Rp 35 juta. Kalau dikalikan keuntungan dua kali lipatnya mestinya uang saya bisa menjadi Rp 70 juta,” kenang Hurrimad.
Tapi itu hanya itungan saja. Keuntungan besar yang berlipat itu semuanya tinggal kenangan. WPON menunjukkan aslinya sebagai lembaga bisnis Investasi, ternyata bodong. “Semua uang tidak bisa ditarik dan penanggung jawab bisnis WPON di Pasuruan orangnya kabur,” kenang Hurrimad.
Harapan tinggal harapan. Setelah uangnya raib ditop up di WPON, Hurrimad pusing tujuh keliling. Mobil satu satunya yang sedianya bisa dipakai untuk mudik ke Madura, akhirnya nyantol karena dijaminkan untuk nambah modal di WPON.
Sebelum terjadi trobel dan uangnya ngadat di WPON, Hurrimad mengajak Cak Dikin untuk ikut gabung bisnis Investasi WPON. Hurrimad menceritakan keuntungan dua kali lipat yang dialami di WPON. “Iras-irase bantu teman, supaya juga mendapatkan tambahan pendapatan. WPON juga memberikan komisi Rp 100 ribu jika bisa membawa 1 orang untuk ikut bisnis Investasi di WPON,” tutur Hurrimad.
Seperti diberitakan sebelumnya, Cak Dikin warga Desa Tamansari, Wonorejo ketipu bisnis Investasi WPON mencapai Rp 41 Juta. Top Up yang terakhir Rp 20 juta karena terdorong oleh bonus PCX bila top up Rp 20 juta. Daftar calon penerima bonus motor PCX sudah diumumkan di grup WA anggota WPON Pasuruan.
Diumumkan bahwa tanggal 23 Maret 2025 bonus motor PCX bisa diambil, ternyata pada tanggal 17 Maret 2025 sistem penarikan uang di WPON sudah trobel. Sudah jatuh masih ditimpahi tangga.
Dalam posisi sistem penarikan uang di WPON yang sudah ngadat, Yana yang dianggap sebagai bosnya WPON yang tinggal di Singapura, oleh anggota bisnis Investasi WPON Pasuruan, masih menyarankan agar semua anggota WPON mentranfer lagi uang sejumlah Rp 800 ribu.
Himbauan Yana itu disampaikan dalam grup Anggota WPON Pasuraun. Karena saking paniknya, anggota WPON yang berkeinginan uang investasinya kembali, akhirnya mentransfer uang Rp 800 ribu.
“Yana, orang ini benar benar biadab. Kita sudah tertipu sekian Puluh juta, masih harus ditipu lagi dengan alasan supaya sistem penarikan uang di WPON bisa kembali normal. Setelah uang Rp 800 ribu kita transfer, ternyata aplikasi WPON malah tidak bisa diakses. Aplikasi yang biasanya bisa untuk mengecek perkembangan uang investasi itu, malah tidak berfungsi. Grup WA pun juga dimatikan,” kata Cak Dikin. (mnr).
Tinggalkan Balasan