Dirikan KQ5 Steak Sengkaling, 20 Menit Terkumpul Uang Rp 850 Juta
Malang | JATIMONLINE.NET,- Success Story KQ5 Steak & Bowl Cabang Sidoarjo sudah memasuki episode ke-8. Hingga 5 Mei kemarin, catatan manajemen KQ5 Steak & Bowl, sebuah bisnis waralaba kuliner steak sebagai menu utama, menorehkan kisah sukses yang spektakuler. Dimulai dari Desember 2020 kemarin, KQ5 Steak sudah bisa membuka cabang yang ke-8.
Bahkan, dalam penggalangan dana usaha dari investor, untuk cabang ke-8 KQ5 Steak ini hanya dibutuhkan waktu 20 menit sudah bisa mengumpulkan dana sebesar Rp 850 juta. “Ini patut disyukuri. Alhamdulillah. Dan mudah-mudahan berkah. Dalam waktu 20 menit para investor sudah bisa mengumpulkan uang Rp 850 juta. Saya ucapkan terima kasih kepada teman- teman investor atas kepercayaannya,” ujar H. Mohammad Ali, Owner KQ5 Steak, disela-sela kesibukannya.
Untuk KQ5 Steak Cabang Sengkaling, Malang ini ada 15 investor yang bergabung. Kordinator insestor adalah Sofi Riandini. Sofi Riandini adalah investor KQ5 Steak yang di jalan Kartini Sidoarjo. Untuk investor lokal Malang dan Sengkaling, kata Sofi Riandini, ada 3 – 4 orang. Sedangkan sisanya adalah investor lama di store KQ5 Steak yang lama.
Soal lokasinya, KQ5 Steak Sengkaling ini tidak kalah dengan cabang KQ5 Steak yang lain. Tepatnya, tidak jauh dari lokasi wisata Sengkaling, Malang yang melegenda itu.
Tepatnya di Jalan Raya Sengkaling No.291 Malang, pas di depan lapangan.
Untuk KQ5 Steak Sengkaling ini lokasinya lumayan luas. Berdiri di atas lahan 1200 M2. Karena saking luasnya, KQ5 Steak Sengkaling ini juga menyediakan out door area.
Ditanya soal penataan model resto, H. Mohammad Ali, akrab disapa Gus Ali menuturkan, penataan ruang resto KQ5 Steak itu mempunyai ciri khas ada tempat duduk dan ruang piknik area atau tempat lesehan yang nyaman untuk acara keluarga.
Ciri khas penataan area KQ5 Steak yang lain, lanjut Gus Ali, selalu dipasang gambar Pancasila dan UUD 1945. “Ya, kita memang sengaja pasang gambar 5 pilar itu. Yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945, dan Sumpah Pemuda. Jadi kalau disingkat PBNU. Sedangkan pilar yang ke 5, S nya itu Sumpah Pemuda,” terang Gus Ali.
Soal rumus bagi-bagi keuntungan antara investor dan pengelola, pada malam itu Gus Ali juga berkesempatan memberikan “resepnya”. Ilmu soal mekanisme pembagian keuntungan ini diyakini beberapa pelaku usaha kuliner banyak yang tidak diketahui.
Dalam hal pembagian itu, Gus Ali membagi dalam 2 model pembagian. Yang pertama jika tempat atau lahannya ikut investor, hitungannya adalah 30 %, 30%, 30%, dan 10%. Yang 30 % itu investor pemilik tempat, 30% investor modal, 30 % pengelola dan 10% untuk kegiatan sosial atau CSR.
Sedangkan kalau tempatnya itu sewa, maka pembagiannya adalah 60 %, bagi investor, 30 % untuk pengelola dan 10 % untuk CSR. “Ya sama saja sebenarnya. Yang prinsipnya, pengelola itu dapat 30 % dari keuntungan,” ujar Gus Ali.
Adapun soal dana CSR diutamakan diberikan pada masyarakat setempat. “Disamping itu, untuk tenaga kerja, manajemen KQ5 Steak mengutamakan warga setempat. Terkecuali manajer atau yang membutuhkan keahlian khusus, itu didatangkan dari manajemen pusat di Sidoarjo. Soal parkir bahkan supplyer KQ5 Steak kita juga mengambil dari pelaku usaha setempat. Kebijakan demikian dimaksudkan supaya keberadaan usaha resto KQ5 Steak juga bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat setempat,” tutur Gus Ali. (mnr).
Tinggalkan Balasan