Ilustrasi NU dan PKB

Sidoarjo | JATIMONLINE.NET,- Berita soal salah satu bakal calon bupati dari PKB Sidoarjo, Ahmad Amir Aslichin – Ainun Jariah didukung 18 MWC sempat viral. Beberapa pendukung Mas Iin, panggilan akrab Ahmad Amir Aslichin, bahkan bersuka ria men-share berita tersebut.

Usut punya usut, ternyata pasca beredarnya berita tersebut, jajaran pengurus MWC NU jadi resah. Pasalnya, keputusan 18 MWC mendukung pasangan Mas Iin dan Ainun Jariyah tersebut, menurut beberapa sumber yang berhasil diwawancarai wartawan media ini, bukanlah murni keputusan 18 MWC NU Sidoarjo.

Ustadz Ali Imron, Ketua MWC NU Taman yang hadir dalam pertemuan tersebut merasa tidak tahu menahu kalau pertemuan pada tanggal 14 Agustus 2020 adalah untuk acara dukung mendukung salah satu calon dari PKB.

Saya kira itu bukan keputusan organisasi. Itu adalah keputusan pribadi

Ustadz Ali Imron, Ketua MWC NU Taman

“Saya tidak tahu menahu soal itu mas. Memang saya waktu itu hadir. Tapi ketika diundang itu undangannya via telpon, katanya kumpul-kumpul biasa, tidak tahunya ada pernyataan mendukung salah satu calon. Kebetulan saya datangnya juga terlambat,” terang Ustad Ali Imron, Ketua MWC NU Taman, yang juga mantan ketua PC GP Ansor Sidoarjo itu.

Atas pertemuan yang dianggapnya dadakan itu, Ustadz Ali Imron menganggapnya, dukungan kepada Mas Iin dan Ainun Jariyah itu adalah keputusan pribadi.

“Saya kira itu bukan keputusan organisasi. Itu adalah keputusan pribadi,” terang Ustadz Ali Imron.

Senada dengan Ustadz Ali Imron, Kiai Sairozy, Rois Syuriyah MWC NU Jabon juga merasa kaget ketika mendengar berita pernyataan 18 MWC NU mendukung Mas Iin dan Ainun Jariyah. Menurutnya, ia tidak pernah diajak musyawaroh terkait MWC NU mendukung salah satu calon tersebut.

“Ngapunten, saya sebagai Rois Syuriyah MWC NU Jabon belum pernah diajak musyawaroh mendukung calon tertentu. Saya kira itu adalah keputusan sepihak. Itu adalah keputusan pribadi,” terang Kiai Sairozy.

Kiai Sairozy menambahkan, sebaiknya NU (MWC NU) itu tidak usah mengurusi politik praktis. “Kalau hanya mengarahkan, silahkan. Maksudnya jika itu manfaatnya untuk kepentingan NU secara umum. Karena siapapun pemimpinnya, harus sejalan dengan perjuangan NU,” terangnya .

Semenatara itu Ketua MWC NU Porong, Ustadz Sugiono menegaskan, kalau dalam pertemuan yang diklaim dihadiri 18 MWC NU se-Sidoarjo itu hanya dihadiri oleh 4 Ketua MCW NU di Sidoarjo. Yaitu Ketua MWC NU Jabon, Balongbendo, Taman dan Tulangan. Sedangkan yang lain lain yang hadir itu, lanjutnya, hanya dari jajaran pengurus harian.

Namun Ustadz Sugi’, panggilan akrab Ketua MWC NU Porong ini, keberatan menjelaskan panjang lebar perihal 18 MWC yang diklaim mendukung salah salah satu bakal calon tersebut. “Cukup ya, jangan bahas itu ya. Saya tidak mau berpolemik soal ini. Masak MWC NU kok bahas rekom Partai. Sampean tanya yang lain saja ya,” terang Ustadz Sugi’.

Senada dengan Ustad Sugi’, Slamet Budiono, Wakil Ketua MWC NU Taman juga menjelaskan, kalau dalam pertemuan dukung mendukung atas nama 18 MWC NU tersebut hanya dihadiri 4 Ketua MWC NU. Yang lain lain cuma pengurus harian.

Sementara menurut H. Fahri, Ketua MWC NU Tulangan, Sah saja kalau Ketua MWC NU mendukung si A misalnya
“Karena seperti yang sudah sudah, MWC NU se Sidoarjo itu mendukung calon yang direkom DPP PKB,” terang H. Fahri.

Sementara Ketua PCNU Sidoarjo, H. Maskhun, S.Ag, M.Hi dalam beberapa kali kesempatan menjelaskan, kalau PCNU hanya akan mengarahkan warganya untuk memilih calon bupati yang direkom DPP PKB. Menurutnya, itu sesuai dengan keputusan muktamar NU.

“Itu pun tidak perlu harus vulgar supaya NU perannya tidak melebihi partai politik. Supaua NU tidak lebih politik dari partai politik,” jelasnya. (mnr).