CUKUP MENGHIBUR, Wisata “Kali Butek” Bisa Jadi Embrio Wisata Desa Cobanblimbing, Wonorejo, Pasuruan

Pasuruan | JATIMONLINE.NET,– Nama wisata “Kali Butek” tiba-tiba saja begitu akrab terdengar di telinga warga Desa Cobanblimbing, Wonorejo, Pasuruan. Wisata Desa mandi di sungai depan rumah mereka itu berlangsung sudah tiga tahun berjalan. Diselenggarakan hanya pas bertepatan dengan Riyoyo Kupatan atau pas tanggal 8 Syawal.
Nama wisata “Kali Butek” bukanlah nama yang diberikan Pemerintahan Desa Cobanblimbing setempat. Karena inisiatif penyelenggaraan wisata mandi di sungai itu datang dari warga setempat. Soal pemberian nama wisata “Kali Butek” entah siapa yang pertama menyebut nama itu, namun saat ini nama itu di Desa Cobanbimbing begitu familiar.
Seperti yang berlangsung pada Kamis, 20 Mei 2021 kemarin. Puluhan warga Desa Cobanblimbing, Utamanya anak-anak, khususnya warga RT.07 RW.01, mereka tumplek blek merayakan Hari Raya Kupatan, tanggal 8 Syawal dengan wisata mandi di sungai depan rumah mereka, yang mereka sebut dengan wisata “Kali Butek”.

Ada sekitar 50 anak-anak warga Desa Cobanblimbing yang pagi sekitar pukul 8 – 1 siang itu menikmati liburan lebaran 8 Syawal dengan mandi di sungai depan rumah mereka. Meski peralatannya cukup hanya ban mobil bekas, namun tidak mengurangi rasa kegembiraan mereka untuk menikmati mandi bersama di sungai depan rumah mereka itu.
Didukung dengan salon dan iringan musik dangdut Menambah maraknya suasana wisata mandi di sungai itu. Sebagai tempat wisata, wisata “Kali Butek” itu memang jauh dari sempurna. Namun sebagai ikhtiar rintisan, untuk menyediakan tempat wisata gratis bagi warga masyarakat Desa Cobanblimbing, upaya warga masyarakat Desa Cobanblimbing itu, utamanya RT.07 RW.01 itu patut diapresiasi.
Dalam penyelenggaraan wisata itu, warga RT.07 RW.01 Desa Cobanblimbing itu melakukan swadaya, tanpa dukungan Pemerintahan Desa setempat.
Yang dibutuhkan hanya menutup sementara sungai agar volume air menjadi bertambah diarea sungai yang dijadikan wisata mandi bersama itu.
Panjang sungai yang dipergunakan untuk wisata itu sekitar 800 M2. Tidak ada aksesoris yang mendukung untuk memperindah lokasi sungai itu. Yang dibutuhkan adalah menyewa ban mobil bekas bagi anak-anak yang menikmati mandi bersama di sungai.

Sementara itu, H. Abdul Muid, tokoh masyarakat Desa Cobanlimbing sangat mengapresiasi antusias warga dalam menyelenggarakan tempat wisata sungai itu. “Karena ini masih dalam suasana pandemi, jadi biarlah wisata ini berlangsung seadanya. Dan mudah-mudahan kedepannya, setelah pandemi ini berlalu, Pemerintah Desa Cobanblimbing tergerak hatinya untuk mendukung antusias warga dalam menciptakan tempat wisata bagi anak-anak supaya lebih baik dan berkelayakan,” terang H. Muid.
Penyelengaraan wisata ini, kata H. Muid adalah murni inisaitif warga masyarakat Desa Cobanblimbing. “Tidak ada pembentukan kepanitiaan dalam penyelengaraan itu. Yo wes dilakukan secara bersama-sama gitu saja. Memang warga masyarakatnya kompak, berkeinginan punya tempat wisata yang bisa dinikmati anak-anak untuk mengisi waktu liburan, meskipun terkesan seadanya,” terang H. Muid.
H. Muid menambahkan, dengan adanya Wisata Desa itu akan banyak manfaatnya bagi warga masyarakat. Misalnya akan banyak para pedagang yang tumbuh, utamanya warga masyarakat setempat yang mengambil momen wisata itu.
Disamping itu, katanya, dengan adananya wisata sungai itu akan tergerak hati warga masyarakat sekitar untuk senantiasa menjaga dan lestarikan kebersihan sungai sehingga warga masyarakat tidak akan membuang sampah di sungai secara sembarangan. (mnr).
Tinggalkan Balasan