3 dari 3 halaman

Di Perusahaan BUMN yang menangani distribusi minyak goreng curah ini, YLPK-RI mendapatkan harga minyak goreng curah Rp 14.000/liter. “Tapi itu harga kalau ambil sendiri di pabrik loh ya. bawa mobil tangki sendiri, baik punya sendiri maupun sewa. Kalau misalkan minyak gorengnya diantarkan oleh PT. RNI, ditambah biaya kirim Rp 400/liternya. Dan menjualnya tidak boleh lebih dari Rp 15.500/liter,” tutur Ali Subhan.

Untuk mendistribusikan ke warga masyarakat agar sampai dengan harga yang terjangkau, yaitu Rp 15.500, YLPK- RI akan bekerja sama dengan beberapa lembaga. Salah satunya adalah BUMDES (Badan Usaha Milik Desa).

“Yang menjadi percontohan nanti adalah BUMDES di Desa Damarsi, Kecamatan Buduran. Ketua BUMDes-nya sudah deal dengan kita. Ia mau bekerja sama dengan menjual minyak goreng yang tidak melebihi harga yang ditentukan, yaitu Rp 15.500/liter. Soal lembaga tentu tidak harus BUMDes saja. Bisa lembaga-lembaga lain, yang siap kerja sama,” ujarnya.

Foto antrian minyak goreng curah di salah satu pasar induk di Sidoarjo

Soal lembaga penyalur minyak goreng curah tidak harus BUMDes. Yang sudah deal ikut menyalurkan, lanjut Bang Ali, diantaranya adalah Jama’ah thoriqot syatariah. “Setiap kecamatan akan dibuka lembaga penyalur minyak goreng curah murah tersebut, dengan masih masing koordinor membahahi antara 2, 3 hingga 4 kecamatan. Dan saya sebagai koordinator utamanya.

Bagi Ali Subhan, program penyaluran minyak goreng curah murah ini bukanlah bisnis. ini adalah kerja sosial. “Wong kita ini modal Rp 84 juta untuk 1 tangkinya. isi 6000 liter. Sedangkan selisih keuntungannya cuma Rp 3 juta. Modal sekian dengan keuntungan sekian itu bukanlah bisnis. Itu adalah sosial. Bentuk kepedulian. Kok saya lakukan, ya karena hobi saja. Dan saya yakin itu adalah hal yang mulia, maka saya mau gabung ikut YLPK-RI untuk membantu warga masyarakat maupun UMKM untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau,” terangnya. (mnr).