Jakarta | JATIMONLINE.NET,- Putri KH Abdurrahman Wahid (Gusdur), Yenny Wahid, baru-baru ini mengunjungi rumah dinas Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin. Dalam kunjungannya, Yenny menyampaikan kegelisahannya mengenai dinamika yang sedang terjadi di internal Nahdlatul Ulama (NU) yang tengah memanas, khususnya terkait dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Yenny menyebutkan bahwa tujuan utamanya mengunjungi Ma’ruf Amin adalah untuk membahas masalah terkait Olimpiade Paris. Selain itu, ia juga ingin mendiskusikan konflik yang terjadi antara PKB dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

“Saya mengungkapkan kegelisahan saya karena melihat gonjang-ganjing yang terjadi di NU sendiri. Intinya, kami berdua sepakat bahwa NU dan PKB adalah berkah bagi Indonesia,” kata Yenny saat ditemui di rumah dinas Ma’ruf Amin di Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (19/8/2024).

Yenny berharap agar Wakil Presiden Ma’ruf Amin melakukan mediasi terhadap konflik tersebut. Ia berharap ada dialog yang berjalan di kalangan internal NU tanpa melibatkan pihak luar.

“Dan tentu saya ke sini untuk mohon penguatan kepada beliau. Mohon beliau bisa melakukan mediasi dengan para ulama-ulama sepuh lainnya, agar ada proses dialog yang mandiri di internal NU,” sebutnya. Yenny berharap Kiai Ma’ruf Amin, sebagai sesepuh NU dan sosok Wakil Presiden, dapat memainkan peran penting dalam mediasi tersebut.

Sebelumnya, Ma’ruf Amin juga memberikan komentarnya terkait konflik antara PKB dan PBNU. Ia mengungkapkan keyakinannya bahwa masalah tersebut pada akhirnya akan selesai.

“Ya itu saya kira itu nanti juga selesai,” ujar Ma’ruf Amin di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (17/8). Ma’ruf memberikan tanggapan atas pertanyaan wartawan mengenai pendapatnya tentang konflik tersebut.

Ma’ruf Amin meyakini bahwa konflik ini hanya terjadi di awal, dan pada akhirnya, masalah ini akan tuntas. “Biasa di NU itu awalnya gegeran, akhirnya ger-geran,” sambungnya, mengacu pada kebiasaan NU dalam menangani permasalahan internal.

Kisruh antara PBNU dan PKB memang tidak kunjung surut. PBNU merasa bahwa PKB telah melenceng jauh dari karakter NU. Di sisi lain, PKB menuding Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), telah membawa NU menjauh dari Khittah NU 1926 sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan. (din/min).