2 dari 2 halaman
Deddy Suryadi di, PTC Indonesia saat berikan materi pelatihan

Deddy menambahkan, dalam pelatihan servis hp diharapkan para peserta bisa menyerap materi pelatihan itu dan nantinya bisa diterapkan untuk kerja. Dalam tiap kali pelatihan servis hp memang pesertanya tidak terlalu banyak. Dengan terbatasnya jumlah peserta memang mempermudah bagi peserta untuk bisa menerima materi pelatihan karena mudah fokus.

Dalam pelatihan tersebut juga diberi alat penunjang yang dibutuhkan sehingga mempermudah peserta memahami materinya. Satu persatu. Dengan telaten Deddy menjelaskan peralatan serta kegunaannya.

Menurut Deddy, pelatihan servis hp ini bebas diterima oleh mantan napi, meskipun mereka tidak punya latar belakang pengetahuan tentang servis hp. “Dengan metode latihan learning by doing, atau metode yang bukan hanya hanya menitik beratkan hafal saya, tetapi peserta pelatihan harus diajak melihat, mendengar dan merasakan secara langsung, saya kira peserta pelatihan itu akan bisa menerima materi dengan mudah,” tambahnya.

Karena itu, lanjutnya, model model pelatihan servis hp ini harus lebih banyak prakteknya ketimbang teorinya. Teori hanya 30%nya saja. Prakteknya 70%. Karena itu pelatihan servis hp itu biayanya agak lebih mahal dibanding dengan pelatihan kerja yang lain karena banyak peralatan yang harus disediakan untuk materi penunjang. Dan peserta pelatihan juga masing masing mendapatkan peralatan penunjang untuk praktek.

Ada dua item secara mendasar yang harus diketahui oleh peserta pelatihan. Yaitu software dan hardware. Pengetahuan tentang Software dan hardware itu, kata Deddy adalah inti dari pelatihan servis hp ini. “Secara garis besar, partisi dalam hp ya cuma dua itu. Software dan hardware. Misalkan kerusakan itu pada IC-nya berarti wardware hpnya yang harus diperbaiki. Dan itu nanti akan kita coba praktekkan dalam pelatihan ini,” tuturnya.

Ditambahkannya, karena waktunya terbatas dalam pelatihan yang hanya 4 hari, maka Deddy membuka pintunya setiap saat bagi para peserta mendampingi diluar jam pelatihan. “Intinya, jika peserta itu sering praktek, maka ia akan cepet bisa. Nah ketika dalam perjalanan, misalkan ada hal hal baru yang mereka temukan dan tidak tahu permasalahannya, pintu rumah saya selalu terbuka untuk memberikan pendampingan diluar jam pelatihan,” tutupnya. (mnr).