Suasan Wisata Pancing KPRNT Tunggul Wulung, Pandaan, Pasuruan yang ramai wisatawan

Pasuruan,- Setiap usaha, apapun itu, harus didasari sikap sabar, ulet, telaten dan Istiqomah. Demikian intisari wawancara dengan pemilik Kolam Pancing KPRNT (Kolam Pancing Ragil Njoso Tirto) Dusun Rejoso, Desa Tunggul Wulung, Pandaan, Pasuruan.

Suasana Wisata Pancing KPRNT Tunggul Wulung, utamanya di hari weekend, begitu meriah. Pengunjung begitu antusias menikmati suasana pedesaan yang asri dan bersahaja itu.

Seperti kata pepatah : ada gula ada semut. Demikian juga di kolam wisata pancing yang letaknya bersebelahan dengan “Legenda Kuliner Pandaan”, Lesehan Pak Sholeh, Tunggul Wulung, Pandaan, Pasuruan itu.

Tiap hari pengunjung wisata kolam pancing jumlahnya mencapai ratusan orang. “Utamanya di hari Minggu, pengunjung bisa mencapai 300 an orang,” kata Bahri Roihan, menejer pengelola kolam pancing KPRNT.

Moch. Ismail Marzuki, SH, pemilik wisata kolam pancing KPRNT Tunggul Wulung. Akrab di sapa Pak Ragil

Meskipun begitu, keberhasilan wisata kolam pancing KPRNT itu tidak diperoleh dengan ujug-ujug. Ada air mata perjuangan yang harus dilalui oleh pemilik wisata pancing yang lagi digandrungi oleh wisatawan, baik dari sekitar Pandaan maupun dari luar Pasuruan ini.

Moch. Ismail Marzuki, SH, akrab disapa Pak Ragil, pemilik wisata kolam pancing ini menuturkan, selama 1,4 tahun ia harus jungkir balik merawat kolam pancingnya yang waktu itu belum berjalan sesuai rencana.

“Awal mulai usaha ini memang tidak mudah. Hampir 1,4 tahun saya harus “nombok i” terus. Yang pertama soal kirim ikan. Ikan dikirim menuju lokasi, ternyata mati. Bayangkan, beli ikan 1 pickup, sampai kolam ikannya mati, tersisa 11 ekor. Waktu itu ikannya saya jual mati. Sampean bisa bayangkan, beli ikan konsumsi wisata pancing, terus dijual dalam kondisi mati. Tentu harganya hancur berkeping-keping,” kata Pak Ragil mengenang.

Hingga ia menemukan ide, supaya pengiriman ikan konsumsi kolam pancing dilakukan sendiri oleh pedagang ikannya. Langkah ini ternyata berhasil. Karena si pedagang ikan ternyata lebih berpengalaman soal tips pengiriman ikan dengan Pak Ragil.

“Ternyta berhasil. Ikan pun dikirim dalam kondisi sehat. Namun begitu ditebar dikolam, ikannya stres, dalam beberapa hari, hampir semua ikannya mati,” Pak Ragil mengenang lagi.

Namun begitu, usahawan yang juga Kepala Dusun Rejoso ini tidak patah arang. Tetap bersemangat. Sampai akhirnya ia ketemu Bahri Roihan, seorang warga Pasuruan yang hobi dan banyak pengalaman tentang pengelolaan wisata kolam pancing. Bahri Roihan pun diberi kepercayaan sebagai menejer pengelola wisata kolam pancing. Dan Alhamdulillah berhasil.

Awal menentukan pilihan jenis kolam pancingnya, sempat terjadi perdebatan. Apakah sebagai wisata kolam pancing saja atau berbentuk kolam pancing sistem lomba. Berbagai saran yang masuk, diajukan adalah sistem lomba mancing, karena pengunjung atau peserta akan dirangsang dengan hadiah yang besar.

Namun, setelah melalui pertimbangan yang matang, akhirnya Pak Ragil pemilik Wisata Pancing KPRNT, yang juga mantan Ketua PMII Cabang Surabaya ini, memilih kolam pancing sebagai wisata pancing saja, tidak pakai lomba.

Vega (kanan) cucu pemilik lesehan legendaris Pak Sholeh dan Bu Ratna, bendahara Gapeksindo Pasuruan, langganan mancing di Kolam Pancing KPRNT Tunggul Wulung

“Jadi saya memilih wisata pancing saja. Meski hasilnya tidak bombastis seperti kalau sistem lomba, tetapi saya bisa mengambil keuntungan dari warung kopi dan penyediaan ikan bakar bagi pemancing yang menginginkan ikan hasil buruannya dimasak dilokasi. Dan insya Allah, model begini yang lebih barokah bagi saya,” terangnya.

Seperti diketahui, hampir tiap hari kolam pancing KPRNT ini selalu ramai pengunjung. Jam pemancingan dibagi dua shift. Pagi mulai jam 7 hingga jam 5 sore. Untuk yang shift dua, dimulai dari jam 5 – 2 malam. (mnr). (bersambung)