Berjuang Menaikkan Kelas UMKM, KWU Pasuruan Ajak Semua Stakeholder Bersinergi
Sementara itu Rohani Siswanto, Wakil Ketua Komisi A DPRD Jatim memberikan gambaran sederhana soal menjalankan usaha. Bisnis itu kalau dipahami secara sederhana, katanya, itu yang terpenting ketemu saja, atau ada pihak yang mempertemukan antara produsen atau petani dan atau UMKM dengan pembeli.
Pak Rohani, panggilan akrab Rohani Siswanto mengutarakan itu karena melihat fakta dilapangan seorang petani seringkali tidak bisa mencari pembeli produk pertaniannya sesuai ekspektasinya. Itu yang menyebabkan para petani tidak maksimal menjual produk pertaniannya dengan harga yang maksimal. Dan itu pula yang menyebabkan saya kreatifitas petani di Kabupaten Pasuruan untuk mengelola lahan-lahan pertaniannya tidak maksimal. Sehingga banyak disaksikan dibeberapa Kecamatan di Kabupaten Pasuruan, lahan-lahan pertanian yang tidak tergarap secara secara maksimal.
Kaitannya dengan penyelesaian problem UMKM yang dihadapi saat ini, Pak Rohani siap mendengarkan apa yang menjadi problem yang dihadapinya.
“Dalam hal ini saya akan menjadi pendengar yang baik. Saya mempersilahkan teman-teman UMKM untuk menyampaikan keluhannya. Karena dengan cara itu kita sebagai DPRD akan bisa memetakan problem lnya UMKM itu setelah mendapat masukan dari UMKM sendiri. San selanjutnya kita bisa membantu dalam beberapa hal termasuk dalam regulasi,” ujarnya.
Pak Rohani juga mengucapkan terima kasih kepada M. Yahya, Ketua KWU Pasuruan. Karena dengan diundangnya diacara dialog ini, ia bisa ketemu dengan para pelaku UMKM yang benar benar UMKM. Bukan hanya UMKM UMKM-an.
“Saya ketemu dengan Mas Yahya ini ya baru pertama kali ini. Saya perkenalan dengan Mas Yahya itu di Facebook (FB). Setelah itu saya diundang mengisi dialog ini. Saya berterima kasih karena dipertemukan dengan teman -teman UMKM di Kabupaten Pasuruan ini,” ujarnya.
Ditambahkannya, selama ini anggaran UMKM utamnya di Provinsi itu banyak sekali. Namun selama ini, lanjutnya, yang mengakses program-program UMKM, baik yang berupa pelatihan seringkali pesertanya bukan pelaku UMKM.
“Itu problemnya kita hari ini. Terkadang karena kedekatan sebagai tim sukses, akhirnya diberi program pelatihan UMKM dan pesertanya bukan UMKM, akhirnya paska pelatihan tidak ada dampakny bagi perbaikan ekonomi karena peserta pelatihan UMKMnya bukan pelaku usaha dibidangnya itu. Yang begitu begitu tidak boleh terjadi lagi. Dan itu yang saat ini kita perangi,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan