Suasana Rapat di Posko
Gusdurian Peduli Sidoarjo

Sidoarjo,- Presidium Gusdurian Sidoarjo akhirnya membuka Posko Gusdurian Peduli di Kabupaten Sidoarjo. Posko yang beralamat di, Jl. Barat Sungai No 1 RT. 06 RW. 02 Desa Sepande Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo tersebut dibuat dalam rangka menyikapi penyebaran virus corona (covid-19) yang ada di Kabupaten Sidoarjo.

Menurut M. Amrul Haq Zain, selaku Presidium Gusdurian Sidoarjo mengatakan, posko penting dibentuk untuk pusat koordinasi segala kegiatan Gusdurian Peduli dalam rangka menyikapi penyebaran virus corona di Sidoarjo.

M. Amrul Haq Zain
Presidium Gusdurian Sidoarjo

“Posko ini berawal dari keprihatin kami dalam diskusi lintas agama. Persoalan covid-19 adalah murni kemanusiaan, tanpa memandang agama dan status seseorang. Melihat sebaran yang makin meluas dengan cepat, maka kami bersepakat membuat posko terkait dengan penyebaran covid-19 yang ada di Sidoarjo. Posko dijadikan pusat informasi, bantuan, dan koordinasi terkait apa-apa yang perlu segera kita lakukan dalam penanganan covid-19,” kata sosok yang akrab dipaggil zen itu.

Zen menambahkan, Kabupaten Sidoarjo sudah masuk zona merah. Pasien terkonfirmasi positif, orang dalam pengawasan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), mengalami penambahan dengan cepat.

“Update terakhir per Sabtu, 28 Maret 2020 yang kami terima dari Posko penanganan Covid-19 Kabupaten Sidoarjo, Per Hari ini Pukul 14.00 WIB, Pasien terkonfirmasi sejumlah 8, sembuh 0, meninggal 1. Sedangkan ODP berjumlah 66, dan PDP berjumlah 44. Dan angka tersebut bukan tidak mungkin akan terus bertambah,” jelas Zen.

Masih menurut Zen, Posko nantinya akan berupaya melakukan semprotan disinfektan ke fasilitas umum seperti Rumah Ibadah, Sekolah dan rumah penduduk. Menurutnya ini penting dilakukan dalam rangka antisipasi dan meminimalisir peningkatan jumlah sebaran covid-19.

“Kita juga sudah mendapatkan donasi 500 liter disinfektan dari jemaat GKJW Waru. Disamping penyemprotan disinfektan, satu hal yang kadang luput dari perhatian adalah edukasi pada Masyarakat. Informasi yang beredar lebih banyak tentang hal negatif covid-19 saja. Yang terjadi kemudian adalah kecemasan, paranoid saat mendengar soal covid-19. Ini menurut kami yang malah berbahaya. Nantinya bentuk edukasi yang kami lakukan adalah pembuatan flyer, meme-meme, yang berisi tentang optimisme dan informasi yang tidak cenderung manukuti dan meresahkan,” pungkas zen. (uzi).