Agar Manfaatnya Dirasakan Masyarakat Lebih Luas, Agus Suyanto Tekankan KWU Pasuruan Langganan Belanja Di WTS
Pasuruan | JATIMONLINE.NET,- Pernyataan Agus Suyanto, anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dalam Diskusi Kopdar (Kopi Darat) Komunitas Wirausaha (KWU) Pasuruan, memantik semangat anggota KWU Pasuruan. Dalam diskusi yang dihadiri sekitar 50 orang anggota KWU Pasuruan, siang pukul 11.00 WIB, Minggu, 28 Maret 2021, di Cafe Pelataran Arjuno di Desa Watu Agung, Prigen, Pasuruan, itu menjadi ajang curhat dan konsolidasi anggota KWU ditengah lesunya perekonomian yang dialami warga masyarakat.
Kepada semua anggota KWU yang hadir, Agus Suyanto mewanti-wanti supaya kelembagaan KWU segera diurus legalitasnya karena itu nanti akan banyak membawa manfaat bagi organisasi yang berbasis para pengusaha kecil dan UMKM tersebut.
Kalau sudah menjadi badan usaha resmi kata Agus, panggilan akrab Agus Suyanto, misalkan koperasi, orang – orang yang mau menanam saham untuk usaha tertentu di KWU Pasuruan, itu kepercayaan masyarakat akan tinggi karena aturan mainnya jelas. “Misalkan koperasi Sidogiri. Itu di Koperasi Sidogiri yang tanam saham rebutan karena aturan mainnya jelas,” terang Agus Suyanto.
Lalu dari mana dananya untuk mewujudkan koperasi itu? “Ya dari kita. Dari anggota KWU dan untuk anggota KWU,” tandas Agus Suyanto.
Kalau kita sudah punya modal dan sudah ada yang tanam modal, maka, lanjutnya, kepercayaan masyarakat akan bertambah. “Sekarang ini mencari modal itu kalau secara bersama – sama, itu akan lebih mudah. Namun jika secara sendiri – sendiri itu lebih sulit” Kata orang sekarang, Angel. Saya sudah ketemu beberapa bank, dan siap untuk bekerja sama dengan UMKM. Salah satunya adalah Bank Wira Jatim,” ungkap Agus.
Agus Suyanto juga menyarankan agar KWU Pasuruan itu bisa membuat mekanisme usaha yang mampu memberi banyak manfaat kepada masyarakat. “Kalau KWU sudah berkibar dimana mana ada toko KWU dan pemilik toko merasa diuntungkan dengan sistem yang dibuat KWU, maka KWU akan punya tempat yang istimewa dihati masyarakat,” ujar Agus.
Disamping itu, Agus juga menekankan supaya KWU itu juga memberi banyak manfaat kepada pelaku usaha kecil yang hari ini banyak “tekanan” persaingan usaha dari pesaing ritel – ritel modern, seperti Alfamart atau Indomart.
Dukungan pada usaha kecil, toko atau warung itu bisa survive ditengah kerasnya persaingan usaha melawan pemodal besar, Agus Suyanto menyebut dengan Gerakan Berlangganan Belanja di WTS. “Apa itu WTS? WTS adalah Warung tetangga sebelah. Jadi gerakan berlangganan dan mencintai belanja di Warung Tetangga Sebelah itu bagian dari iman. Karena dengan menanamkan kepedulian kepada usaha tetangga – tetangga kita sendiri, maka daya tahan warung atau toko kecil tersebut akan bisa survive ditengah persaingan usaha,” terang Agus.
Agar mudah dimengerti dan famiar dihati masyarakat, Agus Suyanto membuat istilah toko dan manajemen toko untuk warga masyarakat, dengan iatilah toko Wanusuki. Nama Wanusuki bagi Agus Suyanto adalah istilah yang famiar dihati masyarakat. Wanusuki, kata Agus, artinya adalah ibadahku secara filosofis bahwa gerakan menata manajemen penataan toko secara baik dan modern, itu adalah bagian dari ibadah.
Nah, toko – toko ritel atau peracangan masyarakat yang ada itu, kata Agus Suyanto, itu harus di upgrade (ditingkatkan kualitasnya). Maka itu harus disentuh oleh KWU manajemennya supaya toko peracangan di desa desa itu naik kelas. “Misalnya toko Wanusuki Pak Yahya, Toko Wanusuki Pak Agus dan seterusnya,” jelas Agus.
Lalu apa Toko Wanusuki itu? Toko Wanusuki adalah toko warga Pasuruan sukses rejeki. “Nah, ketika toko toko itu kita sentuh, ada pendampingan peningkatan produk, pencatatan usaha yang baik dan seterusnya, maka toko toko peracangan binaan KWU itu akan berbasis modern.
Sementara itu, Em Yahya, ketua KWU Pasuruan menggaris bawahi bahwa KWU Pasuruan ada 4 basis penting yang harus dipelihara oleh KWU Pasuruan. Pertama adalah KWU harus menjadi basisnya transfer pengetahuan dan informasi. Percuma kumpul kalau tidak mendapat ilmu disitu. Kedua, sebagai basis marketing. Misalkan ada teman yang butuh pisang untuk hajatan, itu kata Yahya harus disalurkan supaya membeli pisang temannya anggota KWU.
“Kita jaga komunitas ini sebagai problem solfing. Peran komunitas bisa tercapai. Misalkan persoalan hukum, kita bisa membantu advokasi. Jadi, jika ada problem problem terkait usahanya teman – teman, kita di komunitas ini harus siap membantu,” ujar Yahya. (mnr).
Tinggalkan Balasan