BMKG Sampaikan Potensi Cuaca Ekstrem
Denpasar | JATIMONLINE.NET,- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Timur dan Bali untuk membahas potensi cuaca ekstrem yang berisiko memicu bencana hidrometeorologi di kedua daerah tersebut.
Kunjungan ini berlangsung pada Sabtu (14/12/2024) di Surabaya dan Minggu (15/12/2024) di Denpasar. Dwikorita bertatap muka langsung dengan Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, serta Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, guna menyampaikan data terkait fenomena cuaca yang dipengaruhi oleh La Nina serta Indian Ocean Dipole (IOD) negatif.
“Fenomena global ini memicu peningkatan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur dan Bali. Walaupun diperkirakan kembali netral pada awal 2025, masyarakat tetap harus waspada terhadap risiko banjir, longsor, dan gelombang tinggi,” kata Dwikorita.
Cuaca Ekstrem di Jawa Timur
BMKG melaporkan bahwa Jawa Timur berpotensi mengalami curah hujan menengah (51–150 mm) dengan peluang lebih dari 70%, sedangkan curah hujan tinggi (151–300 mm) memiliki peluang lebih dari 60% selama Desember 2024. Beberapa wilayah yang berisiko banjir antara lain:
- Blitar: Gandusari, Nglegok
- Gresik: Sangkapura, Tambak
- Jember: Bangsalsari, Panti, Sumberbaru, Tanggul
- Malang: Ngantang
- Pacitan: Kebonagung, Pacitan, Pringkuku
- Probolinggo: Krucil, Tiris
Selain itu, gelombang tinggi 1,25–2,5 meter diperkirakan akan terjadi di perairan selatan Jawa Timur, seperti Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, dan Banyuwangi.
Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menyatakan kesiapan pemerintah daerah untuk menghadapi ancaman tersebut. “Kami telah berkoordinasi dengan BMKG serta pihak terkait untuk meminimalkan dampak bencana. Prioritas kami adalah keselamatan warga. Kami mengimbau semua pihak untuk waspada dan mengambil langkah pencegahan secara aktif,” ungkapnya.
Potensi Cuaca Ekstrem di Bali
Sementara itu, BMKG memperkirakan curah hujan dengan intensitas menengah hingga sangat tinggi akan melanda beberapa wilayah di Bali, seperti Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, dan Denpasar. Risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang diprediksi meningkat terutama pada periode 15–21 Desember 2024.
Gelombang laut dengan ketinggian 2,5–4 meter juga diprediksi akan terjadi di perairan selatan Bali. Nelayan dan masyarakat pesisir diimbau untuk menghindari aktivitas di laut selama masa tersebut.
Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, menegaskan pentingnya kesiagaan masyarakat. “Kami terus memantau situasi dan berkoordinasi erat dengan BMKG. Masyarakat harus tetap tenang namun tetap waspada. Informasi cuaca perlu diperhatikan secara rutin agar mitigasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat,” tutupnya. (san).
Tinggalkan Balasan