Jakarta | JATIMONLINE.NET,- Kualitas kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf adalah satu hal, tapi fokus pada permainan tim sendiri adalah hal lainnya. Menghadapi China pada 15 Oktober mendatang, besar harapan Timnas Indonesia sudah kembali 100 persen dalam segala aspek.

Shin Tae Yong perlu membangkitkan lagi semangat para pemain. Mengingat juru taktik asal Korea Selatan itu tak mendapat kartu merah, berarti STY bisa mendampingi tim di pinggir lapangan sekaligus memberi instruksi langsung. Ini jadi poin positif tersendiri.

Kemudian STY perlu memperhatikan kondisi fisik dan mental pemain. Terhadap Malik Risaldi, misalnya, pemain 27 tahun itu sebenarnya tampil impresif. Tapi dengan situasi pelipis yang sempat robek di awal laga kontra Bahrain, agaknya STY perlu mempertimbangkan Eliano Reijnders untuk mengisi pos sayap kanan.

Lalu di lini belakang dengan skema tiga bek yang biasa diterapkan STY juga perlu diubah. Saat lawan Bahrain, tiga bek tengah diisi oleh Jay Idzes-Jordi Amat-Mees Hilgers.

Kehadiran Jordi Amat sedianya untuk menambah kestabilan benteng pertahanan sekaligus pengalir bola dari lini belakang. Tapi dalam beberapa situasi, Jordi Amat kurang tenang dalam penempatan posisi dan penguasaan bola. Tanpa mengecilkan perannya, dalam konteks ini Rizky Ridho layak mengisi tempat Jordi Amat.

Selebihnya, Timnas Indonesia perlu bermain lebih klinis. Gol Rafael Struick adalah bukti efektivitas aliran bola yang berpadu dengan penyelesaian apik. Pola seperti ini harus lebih sering terulang.

Kemudian situasi bola mati juga perlu diasah lagi. Terlebih Indonesia punya sederet pemain dengan postur mumpuni. Kemampuan dua bek Jay Idzes dan Mees Hilgers dalam melakukan overlap harus disadari sebagai kekuatan tim.

Gol pertama Indonesia ke gawang Bahrain cetakan Ragnar Oratmangoen berasal dari assist Mees Hilgers yang melakukan overlap. Lalu Jay Idzes juga pernah mencetak gol saat maju membantu serangan.

Menghadapi China yang selalu kalah dalam tiga terakhir tak serta-merta membuat tugas Indonesia menjadi lebih mudah. Sebab mereka sempat menyulitkan Arab Saudi dan Australia.

STY dan staf pelatih perlu mempelajari gaya permainan China yang cenderung ganas di awal babak pertama. Sebab tim besutan Branko Ivankovic itu selalu unggul lebih dulu dalam dua laga terakhir kontra Arab Saudi dan Australia.

Ini perlu jadi pengingat bagi Timnas Indonesia untuk tidak lengah di awal laga agar tak kebobolan terlebih dahulu. Jika pemahaman ini berpadu dengan skema yang sesuai rencana, tiga poin pertama dari Negeri Tirai Bambu bisa diamankan tim Garuda. (red).