Sidoarjo | JATIMONLINE.NET,- Munculnya batu nisan atas nama Habib Muhammad Nur Toha yang “menggusur” batu nisan sesepuh Desa Permisan, Jabon, Sidoarjo atas nama Mbah Abdul Jalil, kini jadi perbincangan hangat di Desa Permisan serta warga Kecamatan Jabon dan sekitarnya.

Sejak isu makam palsu Habib Muhammad Nur Toha tersebut mencuat di Channel YouTube Bintang 9, akhirnya banyak warga masyarakat Desa Permisan membicarakan hal tersebut. Seperti diketahui, sejak sebelum makam palsu itu mencuat di YouTube, tidak banyak masyarakat Desa Permisan mengetahuinya. Hanya beberapa orang saja yang mengetahui perihal makam palsu atau nama Habib Muhammad Nur Toha tersebut.

Bahkan, tokoh masyarakat Desa Permisan Muhammad Rojik, anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo, juga cucu Kepala Desa Permisan, Jabon, Sidoarjo Pertama juga tidak mengetahui hal tersebut. Dijelaskan Cak Rojik, panggilan akrab Muhammad Rojik ini, dirinya baru mengetahui ada polemik “Kuburan Palsu” tersebut dari Channel YouTube yang dibagikan oleh salah satu warga Permisan di grup WA.

Hingga liputan ini diturunkan, channel YouTube Bintang 9 . yang menayangkan liputan Diduga “Makam Palsu” Habib 2 hari lalu itu sudah ditonton 1.973 orang. Seperti diketahui, mencuatnya isu makam palsu Habib Muhammad Nur Toha tersebut atas informasi dari salah satu warga Desa Permisan Tafrihan dan H. Rifa’i.

Kedua warga yang juga tokoh masyarakat Desa Permisan tersebut resah karena kuburan yang seharusnya atas nama Abdul Jalil yang diyakini sebagai sesepuh Desa Permisan tersebut akhirnya berubah menjadi Habib, yang cara perubahannya tidak wajar, tanpa sepengetahuan Pemerintahan Desa Permisan.

Hal yang sama juga dikatakan Cak Rojik, tokoh masyarakat Desa Permisan yang juga anggota DPRD Sidoarjo. Cak Rojik menyayangkan dengan adanya perubahan batu nisan yang “menggusur” batu nisan sesepuh Desa Permisan itu.

“Itu asalnya namanya Abdul Jalil. Diyakini masyarakat Desa Permisan sebagai sesepuh Desa Permisan. Dimakan tersebut dikenal oleh warga masyarakat sebagai makam panjang karena panjangnya makam tersebut kira-kira 3 meter,” ujar Cak Rojik.

Soal nama batu nisan Habib Muhammad Nur Toha yang mengganti nama Abdul Jalil, Cak Rojik menegaskan, tidak mungkin seorang habib itu menjadi sesepuh Desa Permisan karena seorang habib datang atau migrasi ke Desa Permisan hanya sekitar tahun 1980 an. “Habib yang pertama kali datang ke Desa Permisan ini adalah Habib Agil bafaqih sekitar tahun 1980 an. Sebelum itu tidak ada satupun habib di Desa Permisan, Jabon. Jadi tidak mungkinlah kalau seorang habib menjadi sesepuh Desa Permisan,” jelas Cak Rojik mengurai.

Ditambahkannya, bahwa Desa Permisan ada sejak zaman Belanda, diperkirakan tahun, 1880 an. “Dan Mbah saya Irsan Kasir adalah Kepala Desa pertama di Desa Permisan, Jabon ini. Nama Mbah saya, Irsan Kasir itu masuk dalam catatan sejarah Desa Permisan sebagai Kepala Desa pertama, yang ada di Balai Desa Permisan. Jadi sedikit banyak saya tahulah sejarah desa ini,” tutur Cak Rojik.

Cak Rojik menegaskan kalau dirinya pada dasarnya senang terhadap sejarah-sejarah desa. Tapi jika pergantian Nama batu nisan sesepuh desa yang tidak sesuai dengan prosedur yang benar, nanti dampaknya akan tidak baik.

“Nanti anak cucu kita akan mendapatkan informasi atau cerita sejarah desa yang tidak benar, kasihan nanti anak cucu kita,” pungkas Cak Rojik. (mnr).