Muslim (kanan)
UKM penjahit dan sablon saat menerima kunjungan sidak

Pasuruan,- Siang yang panas itu, habis sholat Jum’at, rombongan wartawan dengan Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, H. M. Sudiono Fauzan,SAg , MM mengunjungi UKM-UKM yang mendapatkan pekerjaan pembuatan masker, untuk melakukan sidak.

UKM pertama yang dikunjungi adalah Muslim Advertising yang berkantor di Plasa Bangil.

Menurut Muslim, UKM penjahit dan sablon di Bangil ini, rata-rata pendapatan penjahit bisa mencapai Rp 140 ribu/hari jika bisa menjahit 200 masker dalam satu hari. Saat ini muslim mengambil pekerjaan pembuatan masker dari Dinas Koperasi sejumlah 48 ribu masker. Dengan model pembayaran tiap kali setor langsung dibayar.

“Kita tidak ada DP untuk pengerjaan ini. Kita mengerjakan dengan tahap 1 tahap 2 dan tahan 3. Berapapun yang kita setor, langsung dibayar oleh Dinas Koperasi,” terangnya.

Disamping mengerjakan pembuatan masker yang 48 ribu itu, Muslim juga mendapatkan order sablon dari teman-teman penjahit yang ketepatan tidak bisa menyablon.

Untuk order nyablon itu Muslim mendapatkan 200 ribu sablon masker dari 10 penjahit disekitaran Bangil.

Dalam pengerjaan masker 48 ribu itu Muslim diberi waktu sampai tanggal 13 Mei harus selesai. Dalam satu Minggu, muslim dengan karyawannya mampu mengerjakan antara 10 ribu.

Setelah sidak ke Bangil, rombongan langsung menuju Legok, Gempol Pasuruan, menuju pengusaha konveksi yang juga ketua asosiasi HIAS H. Ridwan.

H. Ridwan (kiri)
Ketuas Asosiasi HIAS

H. Ridwan adalah pengusaha konveksi yang juga ketua asosiasi HIAS. Karena dampak corona ini dalam satu Minggu kemarin telah meliburkan karyawannya, kini setelah dapat pekerjaan 1 juta masker itu puluhan karyawannya bisa kembali bekerja.

Nampak rona kebagiaan terpancar dari wajah para karyawan H. Ridwan karena mendapatkan pekerjaan, menggarap masker.

Dalam sambutannya saat sidak di konveksi H. Ridwan, Mas Dion, yang juga Wakil Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid – 19 Kabupaten Pasuruan menjelaskan bahwa kegiatan sidak itu adalah dalam Rangka memastikan pengerjaan 2,5 juta masker itu benar-benar ada percepatan. Dan dalam Minggu ini, lanjutnya, masker yang telah selesai dikerjakan itu akan dibagikan kepada masyarakat.

“Dan yang kedua kita juga memastikan bahwa program pengadaan masker itu juga berdampak secara ekonomi kepada masyarakat,” jelasnya mengawali pembukaan sidak di konveksi H. Ridwan.

Sementara itu H. Ridwan, pengusaha konveksi yang juga ketua HiAS ini menjelaskan bahwa ia dan anggota asosiasinya yang mempunyai karyawan ribuan, mendapatkan pekerjaan pembuatan masker 1,5 juta.

“1,5 juta masker itu kita bagikan kepada semua anggota asosiasi yang tergabung didalam HIAS. Jadi tidak semuanya kita garap sendiri. Jadi kita dengan adanya pekerjaan memproduksi masker ini merasa berterima kasih kepada pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan yang selama dampak corona ini kehilangan pekerjaan,” jelasnya.

Seperti diketahui, HIAS adalah Himpunan Asosiasi yang terdiri dari asosiasi konveksi, Boneka, kulit, Unicraf dll.Pekerjaan pembuatan masker itu kemudian dibagi kepada anggota asosiasi yang tergabung dalam HIAS dengan perkiraan jumlah penjahitnya sekitar 700 orang.

“Kita sidak ini memastikan bahwa dalam pengerjaan masker ini tidak dimonopoli oleh salah satu orang,” tambah Mas Dion disela sidak.

H. Ridwan menuturkan, untuk pembuatan masker dikonveksinya hanya dikerjakan oleh 20 orang karyawannya.

“Saya ada 60 karyawan. Hanya 20 karyawan saja yang mengerjakan masker. Yang 40 karyawan saya mengerjakan garapan konfeksi. Kami juga tidak membatasi bagi siapa saja warga masyarakat yang punya potensi menjahit untuk mengambil garapan masker. Tidak harus anggota asosiasi yang tergabung dalam HIAS. Kami mematok ongkos menjahit Rp 1000/masker. Adapun di asosiasi dalam HiAS kami membuat kesepakatan untuk ongkos menjahit masker adalah Rp 1000, paling minim Rp 700 ,” terang H. Ridwan. (mnr).