Data Potensi ekonomi Masyarakat Jabon, BHS Banyak Keluhan Permodalan
Sidoarjo,- Seperti biasa, Bambang Haryo Sukartono (BHS) Bakal Calon Bupati Sidoarjo dari Partai Golkar ini ajeg berkeliling mendata potensi ekonomi dan problem sosial di masyarakat. Kali ini BHS, demikian politisi yang juga pengusaha ini akrab disapa, masuk ke Kecamatan Jabon, tepatnya di Desa Semambung sebagai sentra konveksi yang lumayan besar.
Disamping melakukan kunjungan dan pendataan potensi ekonomi, BHS juga melakukan kegiatan bakti sosial dengan penyemprotan disinfektan keliling desa di Kecamatan Jabon, Sidoarjo
Beberapa tokoh masyarakat dan UMKM di Desa Semambung yang dikunjungi BHS itu adalah ke majlis ta’lim yang diasuh oleh KH. Khusnul Ma’adi.
Di majlis ta’lim itu BHS beramah tamah sekaligus meminta doa restu kepada KH. Khusnul Ma’adi. Kepada BHS, Kiai yang ramah itu mendo’akan supaya BHS dalam pemilihan Bupati Sidoarjo tersebut terpilih dan bisa memberi banyak manfaat untuk masyarakat Sidoarjo.
Setelah itu BHS berkunjung ke konveksi busana muslim milik Mbak Dini RW 04, Desa Semambung. BHS menyempatkan beramah tamah dan mewawancarai seputar peluang dan problem yang sedang dihadapi UMKM konveksi tersebut. Setelah membeli busana muslimah sebagai bentuk peduli BHS atas usaha UMKM tersebut.
Selanjutnya BHS mengunjungi konveksi almubarrok yang mempunyai omset lumayan besar. Menurut BHS, konveksi Al Mubarok itu adalah usaha UMKM yang sudah layak SNI (Standar Nasional Indonesia). Dengan jumlah orderan yang begitu banyak dan garapan yang bagus, konveksi almubarrok layak untuk dipasarkan hingga ke seluruh masyarakat Sidoarjo.
Di konveksi almubarrok ini BHS “disambati” soal permodalan yang selama ini menghambat usaha konveksi tersebut.
Demikian juga usaha konveksi yang memproduksi baju APD (Alat Pelindung Diri) yang posisinya disebelah konveksi almubarrok, BHS juga “disambati” soal permodalan yang selama ini masih belum bisa mendapatkan kredit KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang bunganya hanya 6 %. Sementara kredit dengan bunga komersial yang bunganya 12 % dirasa sangat memberatkan UMKM.
“Kalau saya terpilih jadi Bupati Sidoarjo akan saya usahakan untuk memudahkan kredit UMKM dengan program KUR,” tutur BHS memberi harapan.
Seperti diketahui, akibat dampak corona ini, usaha konveksi pembuat baju APD tersebut omsetnya menurun 60 %.
“Dulu sebelum Corona ini, ini usaha baju koko. Sekarang sementara beralih ke pembuatan baju APD,” jelas juragan konfeksi tersebut. (mnr).
BHS; “Maksimalkan Hasil Sawah, Warga Jabon, Sidoarjo Bisa Swasembada Pangan”
Seperti diketahui, Kecamatan Jabon, sebelah timur seringkali dilanda banjir jika musim penghujan. Menurut BHS, upaya untuk mengurangi banjir tersebut pernah ia lakukan dengan mendatangkan pompa air maupun melakukan penyudetan sungai dengan melobi Balai Besar Brantas, namun upaya itu belum selesai.
“Rencananya tahun 2020 ini akan selesai. Kita dapat membayangkan, di Jabon ini ada 130 ha sawah yang masa tanam dan panennya cuma satu kali dalam setahun. Seandainya masa tanam itu maksimal (3 kali dalam setahun) maka masyarakat Jabon akan mengalami swasembada pangan”, terang BHS.
Kepada semua yang hadir disitu BHS meminta doa supaya dalam demokrasi ini ia menang dan diberi amanat sebagai Bupati.
“Saya akan mengusahakan baik sebelum jadi Bupati ini, apalagi nanti kalau saya terpilih jadi Bupati, akan menyelesaikan masalah banjir yang selama ini melanda wilayah Jabon.
BHS juga mendata potensi ekonomi yang ada di daerah Jabon. “Ada banyak potensi di Jabon yang luar biasa. Salah satunya usaha konfeksi disini (Desa Semambung) dan usaha kerupuk,” ujarnya.
Bagi BHS, selama ini yang menjadi kendala bagi UKM adalah soal permodalan. Kedepannya jika ia terpilih, akan mengusahakan kredit KUR itu bisa dinikmati oleh UKM UKM.
“Ada Rp 190 triliun dana KUR untuk anggaran tahun 2020 ini yang seharusnya bisa dinikmati oleh UMKM, termasuk yang ada di Sidoarjo ini sehingga bunganya tidak menekan usaha UMKM,” jelasnya.
Disamping itu, lanjutnya, perizinan dalam UMKM itu harus dipermudah. Usaha konveksi almubarrok ini sudah sangat bagus. Sudah selayaknya konveksi almubarrok itu mendapatkan SNI karena produksinya bagus dan berkelayakan, terangnya.
Disamping itu yang tidak kalah pentingnya adalah sentra pemasaran yang dipusatkan di Jabon. BHS pun berjanji, jika ia terpilih jadi Bupati akan mengenalkan produksi produk konveksi ini keseluruh masyarakat Sidoarjo. (mnr).
Tinggalkan Balasan