H. Khulaim Junaidi, berikan tausiah acara tasyakuran Rehab Masjid Al Islam, Banjar Kemuning, Sedati, Sidoarjo

Sidoarjo | JATIMONLINE.NET,- Acara pamungkas Tasyakuran Rehab Masjid Al Islam, Banjar Kemuning, Sedati, Sidoarjo, Selasa 28 Maret 2023 diisi dengan pengajian atau tausiah yang disampaikan oleh H. Khulaim Junaidi. Seperti diketahui, H. Khulaim Junaidi adalah Anggota DPRD Jatim Fraksi PAN, asal Banjar Kemuning, Sedati, Sidoarjo.

Dalam tausiahnya, Ustadz, politisi dan juga pengusaha tambak ini menerangkan pentingnya memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT, karena pada Ramadhan tahun ini diberi umur panjang sehingga bisa menjalankan ibadah puasa.

“Karena itu para hadirin, penting sekali kita menghaturkan rasa syukur kita kepada Allah karena tahun ini masih diberi umur panjang sehingga bisa menjalankan ibadah puasa dan ibadah-ibadah yang lain dibulan puasa. Ini adalah doa kita ditahun 2022 kemarin agar diberi umur panjang sehingga ditahun ini kita bisa menangi ramadhan dan menjalankan ibadah puasa ramadhan. Ini adalah nikmat yang harus kita syukuri,” terang H. Khulaim.

Warga masyarakat Banjar Kemuning menghadiri acara Tasyakuran Rehab Masjid Al Islam, Banjar Kemuning, Sedati

Dalam paparannya itu, H. Khulaim Junaidi menyampaikan 4 golongan manusia yang doanya makbul atau tidak ditolak oleh Allah. Salah satu golongan itu, yang pertama, kata H. Khulaim, adalah imamun adilun. Imam yang adil.

Imam yang adil itu, kata H. Khulaim, bukanlah sembarang imam atau pemimpin. Pemimpin yang adil itu tidaklah mudah. Pemimpin yang benar-benar menjalankan amanah itu berat sekali. Karena itu, pemimpin yang adil itu diberi keistimewaan, doanya tidak pernah ditolak oleh Allah.

“Jadi pemimpin saja itu sulit. Apalagi menjadi pemimpin yang adil, itu luar biasa sulit. Saya pernah mencalonkan Wakil Bupati Sidoarjo. Dan alhamdulillah tidak tercapai. Itu artinya jadi pemimpinnya saja sulit. Itu adalah pengalaman bagi saya. Apalagi menjadi pemimpin yang adil,” terang H. Khulaim mengenang perjalanan kariernya.

Yang kedua, golongan manusia yang doanya makbul atau tidak tertolak, lanjutnya, adalah orang-orang yang didholimi tetapi hatinya tetap ikhlas. “Orang yang madhlum tetapi hatinya ikhlas ini doanya sangat mustajabah. Doanya tidak ditolak oleh Allah. Misalnya sampean punya uang terus dipinjam orang sejumlah Rp 10 juta atau Rp 20 juta. Dilalah orang tersebut pergi dan tidak bertanggung jawab mengembalikannya. Nah orang yang terdholimi ini doanya makbul asal dia menjalaninya dengan ikhlas,” terang H. Khulaim.