Kesejahteraan Bersama Itu Lebih Penting

Tampak hadir, H. Muhammad Ali (Gus Ali) Direktur PT. Intan, Muhlas Sarkun, Intelektual Muda NU dan pegiat ekonomi pesantren, KH. Ghozi Wahib Wahab, cucu Pendiri NU, KH Wahab Hasbullah (baju coklat)

Mojokerto | JATIMONLINE.NET,- Sementara itu dikonfirmasi setelah Bedah Buku & Ngaji Ekonomi, H. Muhammad Ali, akrab disapa Gus Ali, Direktur PT. Intan (Indonesia Nahdlatut Tujjar Annahdliyah) menerangkan bahwa Islam dan berdagang itu seperti sisi mata uang yang saling melengkapi. Islam, katanya, sulit dilepaskan dari ikhtiar usaha yakni perdagangan. Karena Islam, sebagaimana dalam alQuran “wabtaghi fima atakallahu darul akhira wal tansa nasibaka minaddunya (dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) akhirat dan janganlah melupakan melupakan kebahagiaan kamu dari menikmati kehidupan didunia.

Menurut Gus Ali, Islam dan Tijaroh itu adalah bagian yang sulit dipisahkan satu sama lain. Karena fiddini fiddunya wal akhiroh. “Kita disuruh mencari kebahagiaan diakhirat, tetapi agama juga melarang manusia untuk tidak mencari kebahagian di dunia. Jadi itu satu kesatuan. Nah jalan kebahagiaan didunia itu salah satu jalannya adalah berdagang atau Tijaroh dalam Rangka menggapai keridhohan Allah. Nah dari situlah kita mengadopsi visi dan misi Nahdlatut Tujjar seperti yang dulu pernah diinisiasi oleh Kiai-Kiai NU pendahulu,” ujar Gus Ali.

Dilanjutkannya, bahwa Nahdlatut Tujjar adalah nama atau simbol dari kebangkitan pedagang. Dari pergerakan kebangkitan ekonomi itulah kemudian yang menginisiasi munculnya Ormas sosial keagamaan NU. “Nah kita yang di PT. Nahdaltut Tujjar itu meneladani apa yang dulu pernah dilakukan oleh para kiai-kiai NU dalam merintis pergerakan ekonomi yang pada waktu itu dibawah tekanan penjajahan Belanda,” terangnya.

Crew PT. Intan gelar salah satu produk dagangannya, Gula Protecgen

Dalam acara Bedah Buku & Ngaji Ekonomi di Ponpes Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto tersebut diharapkan terjalin sinergi antara para pegiat ekonomi pesantren yang tergabung dalam Nahdlatut Tujjar Annahdliyah dengan pesantren. Pesantren, meski bisa menjadi basis market dari sekian produk yang ada di masyarakat, namun PT. Intan tidak semata-mata menjadikan pesantren sebagai kapital Market.

Ditegaskan Gus Ali, tujuan utama PT. Intan menggelar acara Ngaji Ekonomi dengan menggelar aneka produk yang dikerjasamakan dengan PT. Intan, dan menghadirkan beberapa pengasuh, pengurus dan santri pondok pesantren, diharapkan kedepan akan terjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan tujuan utama kemandirian ekonomi pondok pesantren.

Beberapa produk yang digelar dalam pameran itu adalah produk kosmetik yang rencananya akan dipasarkan diwilayah pesantren dan basis NU. Gula Protecgen dan lain-lain.

Gus Ali menambahkan, kerja sama yang akan dilakukan nanti dalam bentuk pendampingan pemberdayaan ekonomi dilingkungan pondok pesantren, hingga bantuan (pinjaman) modal yang diberikan pada mitra pondok pesantren.

“Ada salah satu pesantren, namanya Pesantren Hamalatul Quran, Jombang yang kebetulan juga hadir di acara Bedah Buku & Ngaji Ekonomi yang bisa kita jadikan pilot project kerja sama pemberdayaan ekonomi kemitraan dengan pondok pesantren. Di pesantren tersebut kini sudah membuka usaha mandiri,” terangnya.