Fakultas Farmasi Unair Gelar Pelatihan Pembuatan Jamu Bagi Siswa SMA di Banyuwangi
Wujud Program Pengabdian Masyarakat
Banyuwangi | JATIMONLINE.NET,- Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya jalankan program pengabdian masyarakat di Kabupaten Banyuwangi.
Mengambil tema “Pelatihan Pembuatan Jamu kepada Siswa SMA di Kabupaten Banyuwangi sebagai Upaya Pelestarian Budaya Bangsa serta Menanamkan Jiwa Kewirausahaan”. Kegiatan digelar di auditorium Kampus Sobo, Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA), Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, pada Sabtu (27/8/2022).
Kegiatan selama sehari itu, dimulai pukul 08.00 WIB pagi, bekerjasama dengan Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) UNAIR Banyuwangi dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kimia Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan tersebut adalah rangkaian Dies Natalis ke-59 Fakultas Farmasi Unair Surabaya
4 pemateri didatangkan, yaitu Dr.Wiwied Ekasari, M.Si., Apt., Suciati, M.Phil., Ph.D., Apt., Neny Purwitasari, M.Sc., Apt., dan Septa Indra P., S.KM., M.PH. Selain materi cara pembuatan jamu yang benar, cerdas memilih obat tradisional yang aman, juga materi pencegahan anemia pada remaja.
Suciati, M.Phil., Ph.D., Apt., selaku penanggung jawab kegiatan menyampaikan kepada media ini, jika digelarnya kegiatan karena kurangnya animo masyarakat dalam mengkonsumsi jamu, serta minimnya pengetahuan tentang manfaat jamu bagi kesehatan di kalangan remaja.
Suciati menbahkan, dipilihnya jamu kunyit asam serta masker wajah pada pelatihan itu karena keduanya dapat digunakan untuk membantu mengatasi permasalahan kesehatan di kalangan remaja.
“Jamu kunyit asam memiliki khasiat melancarkan dan mengatasi nyeri saat menstruasi, membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara itu masker wajah yang mengandung daun mimba (Azadirachta indica), kunyit (Curcuma longa) serta kaolin clay dipilih karena dapat membantu mengatasi jerawat dan komedo pada wajah,” jelasnya.
Suciati berharap, pasca pelatihan, para siswa dapat menjaga kesehatannya dengan mencintai budaya minum jamu.
“Jamu adalah warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan agar tidak punah,” pesannya.
Salah satu siswa bernama Gebyar, dari SMAN 1 Giri merasa senang, dan berinisiatif untuk membuat wirausaha masker wajah karena terinspirasi dari kegiatan itu.
“Senang pak, bisa mendapatkan banyak pengetahuan tentang manfaat jamu serta cara pembuatannya yang benar, dan ingin berwirausaha masker,” kata Gebyar.
Kegiatan itu ditutup dengan minum jamu bersama dengan menerikkan slogan “murid sehat suka minum jamu”. (wiy).
Tinggalkan Balasan