Drajat Irawan, Kepala Disperindag Jawa Timur.

Surabaya | JATIMONLINE.NET,- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mulai memantau fluktuasi harga sembako di pasar pasar di wilayah Jatim.

Ada beberapa jenis komoditas yang menjadi perhatian khusus, salah satunya adalah minyak goreng yang untuk saat ini harganya mulai merangkak naik.

Dari pemantauan dilapangan, harga minyak goreng di pasar saat ini menyentuh kisaran Rp.14 ribu hingga Rp.19 ribu per liter, padahal normalnya, harga eceran tertinggi  (HET) hanya Rp.11 ribu per liter.

Kepala Disperindag Jawa Timur Drajat Irawan mengatakan, harga tertinggi terjadi di wilayah Ponorogo, minyak goreng  kemasan mencapai Rp.19,750 per liter sedangkan harga terendah di Kabupaten Kediri yakni Rp.15.333 per liter.

Karenanya, Disperindag Jawa Timur telah berkomunikasi dengan Satgas Pangan Jatim supaya dapat memastikan penyebab kenaikan harga minyak goreng. Untuk hasil sementara diketahui ada pergerakan harga CPO CIF Rotterdam.

“Barang berikut merupakan bahan baku pokok pembuatan minyak goreng. Sejauh ini stok dan distribusi minyak goreng di provinsi Jawa Timur terpantau normal. Kenaikan terjadi karena harga bahan baku, bukan karena adanya permainan,” tegas  Drajat.

Melihat kondisi di atas, Drajat mengatakan salah satu upaya yang sudah dilakukan Pemprov Jatim adalah menjual minyak murah.

“Pemprov bekerjasama dengan Bulog, namun itu sifatnya hanya pasar murah saja, jadi hanya bisa dilakukan dibeberapa titik ” pungkasnya. (okik).