H. Agung Sudiono

Sidoarjo,- Perang tagline dan slogan sudah mulai ditebarkan masing-masing bakal calon Bupati Sidoarjo. Slogan dan tagline yang diharapkan mampu mendongkrak elektabilitas cawabup Sidoarjo itu bertebaran dalam baliho-baliho yang kini terlihat merata di jalan-jalan di Sidoarjo.

Tak ketinggalan H. Agung Sudiono, calon bupati Sidoarjo melalui jalur independen. Ditemui wartawan media ini di Cafe Taman Daun Purwosari Pasuruan, Pak Agung, demikian ia akrab disapa, menjelaskan panjang lebar soal mimpi mimpinya seandainya nanti terpilih sebagai Bupati Sidoarjo.

Menurutnya, ia tidak barambisi untuk menjadi Bupati Sidoarjo. “Bagi saya, seng penting ada pemimpin di Sidoarjo yang bisa memimpin Sidoarjo ini lebih baik, bebas dari money politik dan korupsi, silahkan memimpin di Sidoarjo. Saya akan dukung. Saya bukanlah orang yang berambisi. Saya dijatuhkan juga tidak masalah. Saya ini ngurusi bisnis saya saja sudah enak kok,” terang cabup yang juga pengusaha properti ini, menyindir isu-isu yang lagi menyerang dirinya.

Bagi H. Agung, selama 20 tahun di Sidoarjo dalam kepemimpinan sebelumnya, tidak ada perubahan yang berarti. Beberapa masalah yang consern-nya jika terpilih menjadi bupati adalah 1. Soal banjir. 2. Soal kerusakan jalan. Baginya, di Sidoarjo perlu ada pelebaran jalan. Ke 3. Soal kemacetan.

“Kemacetan yang parah justru pada titik crowded itu di daerah Gedangan. Kemacetan di Gedangan itu berlangsung lama sekali. Dan itu harus ada solusi. Yang digembar gemborkan adalah frontage, tapi sampai hari ini tidak jalan karena terbentur pembebasan lahan. Menurut saya itu harus ada terobosan baru, yaitu fly over mulai dari Gedangan hingga bundaran waru sehingga tidak adalagi crossing dibundaran waru,” jelasnya.

Dan yang tidak kalah pentingnya, lanjut cabup yang juga pengusaha dibidang pupuk organik ini, adalah soal taman. Bagi cabup yang kini berumur 44 tahun ini, Sidoarjo itu perlu membuat dinas yang secara khusus nmengurusi ruang terbuka hijau dan kebersihan. Dinas KRTH (Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau).

“Jadi Dinas Kebersihan itu tidak hanya ngurusi sampah saja. Tetapi juga ada alokasi anggaran khusus untuk mengurusi ruang terbuka hijau atau taman kota,” harap Agung.

Agung menjelaskan, Sidoarjo itu pembuatan taman hanya terkonsentrasi di Alun-Alun atau pusat kota.

“Sementara kalau ke pinggir-pinggir Sidoarjo, seperti di Jabon, bagaikan kota mati. Karena itu kedepan Ruang Terbuka Hijau atau taman itu harus ada di tiap kecamatan,” harapnya lagi.

Agung menegaskan, dampak positifnya jika RTH atau taman itu ada di setiap kecamatan, maka pusat keramaian bisa menyebar kesetiap wilayah Sidoarjo. Sudah saatnya ada desentralisasi. Yang demikian percepatan ekonomi di masing-masing wilayah di Kabupaten Sidoarjo muncul. Selanjutnya harus dibikinkan pasar wisata disetiap kecamatan,” lanjutnya.

Agung mengistilahkan, pusat keramaian itu ibarat tawon yang mendatangi bunga. Atau semut yang mendatangi gula.

“Kalau tempat kerumunan masa itu bisa diciptakan maka disitu juga akan memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat. Bentuknya ya dibuatkan taman atau RTH itu,” ujarnya.

Disamping RTH, Agung menegaskan konsep perimbangannya yaitu dengan dibangunkan juga pasar wisata dimasing-masing kecamatan. Sehingga Kreatifitas masyarakat, UKM dan icon lain produktifitas warga berbasis sumber daya lokal akan mendapatkan tempat untuk menggelar dagangannya.

“Nah, pemerintah terus mendorong itu agar mendatangkan pengunjung atau wisatawan lokal maupun luar daerah, dengan membuat even-even,” terang Agung menambahkan.

Karena itu, lanjutannya, untuk menunjang itu semua, pemerintah harus memacu kreatifitas dan produktifitas masyarakatnya.

“Dan program saya, per RT disuntik dana Rp 50 juta agar memacu kreatifitas dan pertumbuhan ekonomi, juga bisa untuk membangun dan mempercantik lingkungan di masing-masing RT,” tambahnya.

Agung berharap supaya Sidoarjo tidak kalah dengan daerah-daerah seperti Banyuwangi atau Malang yang sangat bangus mengelola wisata di daerahnya.

“Bayangkan mas, Sidoarjo itu APBD nya terbesar ke dua setelah Surabaya. Tapi kini kalah dengan Banyuwangi. Soal perbaikan jalan kalah dengan Mojokerto. Ide saya semua APBD Sidoarjo nanti itu bisa terserap semua. Salah satunya saya membuat program Rp 50 juta per RT itu untuk memacu pertumbuhan ekonomi, pembangunan dan kenyamanan masing masing desa hingga ditingkat RT,“ pungkasnya. (mnr).