Berharap Tingkatkan Ekonomi Warga, Desa Wonosari, Gempol, Dirikan Pasar Desa
Pasuruan | JATIMONLINE.NET,- Desa Wonosari, Gempol, Pasuruan adalah desa yang secara geografis masih didominasi oleh persawahan. Sebagaimana data yang tertuang dalam profil desa, 80 % wilayah Desa Wonosari masih berupa sawah. Sedang 3 % berupa tegalan.
Karenanya, Warga Desa Wonosari mayoritas bekerja sebagai petani. Sebagai desa yang secara teritori tidak termasuk sebagai jalur perdagangan strategis, tidak dilalui jalur antar kota, Desa Wonosari harus bekerja ekstra keras untuk meningkatkan ekonomi warga masyarakatnya.
Salah satu ikhtiar Desa Wonosari itu adalah dengan mendirikan Pasar Desa Wonosari. Sulaiman Abbas, Direktur Bumdes Wonosari Makmur, Desa Wonosari, Gempol, Pasuruan menuturkan, dengan didirikannya Pasar Desa Wonosari adalah ikhtiar Pemerintah Desa Wonosari menjadikan ekonomi warga masyarakat Desa Wonosari menjadi semakin makmur.
Sulaiman, panggilan akrab Direktur Bundes Wonosari Makmur ini menuturkan, tujuan didirikan untuk menghimpun semua potensi atau semangat entrepreneurship jiwa wira usaha masyarakat Desa Wonosari di kumpulkan dipasar sini supaya kebutuhan masyarakat Desa Winosari terpenuhi di Pasar Desa Wonosari.
Jika dilihat sepintas, lokasi Pasar Desa Wonosari letaknya memang di tengah area persawahan. Di depan Pasar Desa, nampak tanaman tebu. dikanan kiri lokasi pasar juga ada sawah.
Namun demikin, menurut Sulaiman, Lokasi Pasar Desa Wonosari sangat strategis. “Lokasi Pasar Desa Wonosari itu berada di tengah – tengah desa. Ibaratnya, Lokasi Pasar Desa Wonosari itu adalah titik kumpul. Semua warga masyarakat Desa Wonosari kalau keluar ke jalan raya, itu harus melewati Pasar Desa Wonosari,” tutur Sulaiman.
Jalan Pasar Desa Wonosari itu, kata Sulaiman, adalah salah satu jalur menuju wisata Candi Sumber Tetek, Desa Belahan Jowo, Wonosunyo, Gempol, Pasuruan.
“Kalau dari arah Sidoarjo menuju Wisata Candi Sumber Tetek, itu bisa lewat jalan desa, depan Pasar Desa Wonosari, masuk melalui Desa Pelem, Gempol, Pasuruan,” tutur Sulaiman.
Disamping itu, lanjutnya, Desa Wonosari tepatnya di belakang Pasar Desa Wonosari ada destinasi wisata yang sangat menarik, bisa mendongkrak potensi keramain Pasar Desa Wonosari. Destinasi Wisata itu adalah Kedung Selang.
“Kedung Selang itu adalah bangunan tinggalan Belanda . Lokasinya sangat menarik. Ada wisata air (kedung). Disamping pemandangannya juga bagus. Itu sudah masuk agenda pembahasan di desa akan segera mengaktifkan destinasi wisata tersebut. Jika destinasi wisata Kedung Selang tersebut operasi, Insya Allah Pasar Desa Wonosari juga akan terangkat potensinya,” terang Sulaiman.
Sementara itu, beberapa pedagang warung yang sudah menempati lapak di area Pasar Desa Wonosari merasa bersyukur dengan dibukanya Pasar Desa Wonosari.
Mereka berharap Pasar Desa Wonosari ini nanti bisa ramai dan maju sehingga bisa meningkatkan ekonomi warga masyarakat Desa Wonosari pada khususnya.
Salah satu pedagang bakso yang menempati lapak Pasar Desa Wonosari bercerita, adanya Pasar Desa Wonosari ini bisa dipakai ia berdagang bakso dengan tempat yang lebih layak dan ramai. Untuk satu hari jualan di Pasar Desa Wonosari ini ia bisa mencapai omset Rp 500 ribu perhari.
“Dulu sebelum dibangun Pasar Desa ini, saya jualan bakso keliling. Dan sekarang alhamdulullah, desa sudah membangun pasar sendiri. Tempatnya lebih layak dan alhamdulillah ramai,” terang pedagang bakso itu.
Sementara itu Sulihah, pedagang Warkop yang menempati paling ujung dipinggir jalan dilokasi Pasar Desa Wonosari menuturkan, sangat senang dengan adanya pasar desa tersebut.
Sulihah berdagang warkop di Pasar Desa Wonosari ini bisa dibilang awal. Ia menuturkan sudah 3 minggu membuka warkopnya di area Pasar Desa Wonosari. Yang sebelumnya ia berjualan warkopnya hanya di rumah saja.
“Soal pendapatan ya tentu ada perubahan lah. Dulu waktu saya berjualan warkop di rumah, perhari rata-rata mendapatkan omset Rp 80 ribu. Sekarang, kalau berjualan di lapak Pasar Desa Wonosari ini perhari antara Rp 200 ribu – Rp 300 ribu.” terang Sulihah bangga. (mnr).
Tinggalkan Balasan