Raden Mas Tumenggung Sriniwono Rusni, anggota PAKASA Sidoarjo, pensiunan marinir/KKO

Sidoarjo | JATIMONLINE.NET,- Pelantikan PAKASA (Paguyuban Kawula Keraton Surakarta) Sidoarjo di Musium Mpu Tantular Sidoarjo, Kamis, 29 Oktober 2020 berjalan khidmat.

PAKASA adalah organisasi yang hampir semua anggotanya berlatar belakang masih keturunan Raja – Raja Surakarta. PAKASA adalah organisasi yang berkhidmat untuk menjaga adat dan tradisi jawa pada umumnya. Maka dalam kesempatan pelantikan itu, semua anggota PAKASA harus menggunakan pakaian adat jawa. Pakai blangkon, sewek dan nyengkelit keris untuk yang laki laki. Sedangkan yang perempuan pakai sanggul dan sewek.

Ditemui disela sela pelantikan PAKASA, Sriniwoso Rusni, purnawirawan TNI AL Marinir atau KKO, asal Surabaya, yang juga anggota PAKASA Sidoarjo ini menuturkan mengikuti kegiatan pelantikan PAKASA ini disamping untuk nguri nguri adat dan budaya jawa, juga merasa terpanggil sebagai bagian dari keturunan Raja Surakarta.

“Nama asli saya Sriniwoso Rusdi. Nama sekarang menjadi Raden Mas Tumenggung Sriniwoso Rusdi. Saya adalah pensiunan TNI AL Marinir atau KKO zaman dulu. Umur saya 79 tahun. Bapak saya adalah Bupati Sragen jaman Indonesia belum merdeka. Bapak saya namanya Raden Mas Tumenggung Kerto Wardoyo,” ungkap Sriniwoso Rusdi, yang akrab disapa Rusdi ini.

Perihal Sriniwoso Rusdi keturunan ningrat, purnawiraan TNI AL ini sudah mengetahuinya sejak lama sekali. Ia mengetahui dari bapaknya yang saat itu menjadi Bupati Sragen. Seperti diketahui, zaman sebelum Indonesia merdeka, pajabat bupati zaman dulu adalah hampir semua keturunan Raja Surakarta atau Mataram.

Prosesi pelantikan PAKASA di Musium Mpu Tantular Sidoarjo

Sriniwoso Rusni pensiunan Marinir berpangkat Peltu ini menambahkan, kalau sedari dulu ia diberi gelar Raden Mas. Baru setelah dapat Surat Kekancingan dari Keraton Surakarta ia mendapatkan tambahan gelar Raden Mas Tumenggung Sriniwoso Rusdi. “Raden Mas Tumenggung itu sama artinya dengan Bupati Anom,” tambahnya.

Dulu, tambahnya, saat usia bapaknya yang jadi Bupati Sragen sudah tua berpesan. “Kalau ada kesempatan, kamu datang ke Keraton Surakarta. Kamu bawa surat kekancingan ini. Pada tahun 1967 setelah saya dari Malaysia, saya datang ke Keraton Surakarta. Dari sana saya dapat surat kekancingan. Dan saya diberi gelar Raden Mas Tumenggung Sriniwoso Rusdi,” ungkap Rusdi mengenang.

Saat mendapatkan Surat Kekancingan dari Keraton Surakarta, Rusdi hanya menyimpannya saja kala itu. “Saat saya sudah bisa beli rumah sendiri, Surat Kekancingan itu saya tempelkan didinding. Sebagai bukti kebanggaan saya, masih keturunan Raja Surakarta,” ungkap Rusdi.

Rusdi menceritakan perasaan bahagianya karena bisa bertemu dengan rekan rekan sejawatnya di PAKASA dengan pihak Keraton Surakarta ini. “Ini baru pertama kali saya bisa berkumpul dengan teman – teman sesama pengagum Keraton Surakarta dengan pihak Keraton Surakarta,” jelasnya.

Rizky Niswarani Utami, S.Sn, Ketua PAKASA Sidoarjo dan Dra. Gray. Koes Moertiyah, M.Pd, Ketua Lembaga Dewan Adat

Sementara itu, pelatikan PAKASA Sidoarjo tersebut dihadiri Ketua Lembaga Dewan Adat, Dra. Gray. Koes Moertiyah, M.Pd, dari Keraton Surakarta.

Kanjeng Pangeran Wirabumi, suami Dra. Koes Moertiyah, M.Pd. Untuk Ketua Lembaga adat, keluarga besar PAKASA memanggilnya dengan sebutan Bendoro Ratu Koes Moertiyah.

Acara pelantikan dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Diawali dengan iringan penari, bersama rombongan dengan Keluarga Keraton Surakarta dan jajaran pengurus PAKASA Sidoarjo. (mnr).